Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi Tanoto Foundation yang memberikan beasiswa untuk ratusan mahasiswa di Indonesia. Ia berharap para penerima beasiswa bisa membawa Indonesia lebih cepat menjadi high income country.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menjadi pembicara dalam acara Tanoto Scholars Gathering 2023 di April Learning Institute, Pangkalan Kerinci, Riau, Selasa (25/7/2023).
Baca Juga
Ia berbagi cerita dan memberi motivasi kepada ratusan penerima beasiswa Tanoto Foundation agar lebih siap menuju dunia profesional, sekaligus menghadapi bonus demografi beberapa tahun mendatang.
Advertisement
"Saya diajak ke sini untuk melihat teman-teman mahasiswa yang mendapat beasiswa dari Tanoto Foundation untuk belajar di perguruan tinggi negeri dan saya pikir ini anak-anak pegawainya, ternyata bukan. Jadi semua anak Indonesia bisa masuk. Jadi saya bangga saja, karena Indonesia perlu sekali meningkatkan kualitas sumber daya manusianya agar kita benar-benar bisa masuk ke high income country dan waktunya enggak banyak. Kita tinggal 15-20 tahun maksimal (menuju bonus demografis)," kata Budi Gunadi Sadikin.
Ia menjelaskan, generasi sekarang adalah penentu Indonesia bisa jadi high income country atau tidak. Ia juga mendoakan agar anak-anak penerima beasiswa bisa lebih pintar dan lebih baik supaya Indonesia lebih cepat menjadi high income country.
"Melihat kegiatan ini saya optimistis sekali. Saya berharap seluruh mahasiswa Indonesia bisa memiliki semangat seperti anak-anak ini, bisa memiliki kepercayaan diri seperti mereka, dan membawa negara ini menjadi negara maju dan besar," ucap Budi Gunadi Sadikin.
Usung Pendidikan, Tanoto Foundation Ingin Jadi Filantropi Kelas Dunia
CEO Global Tanoto Foundation, J. Satrijo Tanudjojo, punya impian menjadikan yayasan yang dipimpinnya menjadi filantropi kelas dunia dalam bidang pendidikan. Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa hal yang jadi fokus.
Pertama adalah impact. Satrijo mengaku ingin Tanoto Foundation dikenal khalayak filantropi sebagai lembaga yang serius dengan impact.
"Saya selalu mengatakan bahwa kita mengerjakan sesuatu apa sih yang kita mau capai? Yaitu dampaknya apa? Tidak hanya kita mengeluarkan dana, maka saya sebut bahwa kita selalu invest. Kita invest di dalam student (penerima beasiswa Tanoto Foundation) ini supaya mereka menjadi pemimpin yang bermoral, itulah hasil dari investment," kata Satrijo.
Kedua, kata dia, adalah partnership. Satrijo sadar tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Oleh karena itu, harus ada kolaborasi.
"Di situlah kita mau bekerja lebih keras lagi supaya kita bisa mempunyai partnership model, bisa mempunyai teman-teman supaya kita berkolaborasi bersama. Kita sudah punya pengalaman jadi pengalaman itu kita merasa hasilnya saling menguatkan di dalam dampak juga. Saya kasih contoh dengan USAID. USAID mempunyai dana 4 juta dollar, mereka menghubungi Tanoto Foundation karena melalui world bank karena kita kan partner dari worldbank. Tetapi 4 juta dollar, its not small money, it will eat a lot of our fund."
"Jadi kita gandeng yang lain, kita gandeng BCA, Bakti Barito, kita gandeng bersama, sehingga mengumpulkan bahkan lebih dari 4 juta dollar. Itu salah satu pengalaman kami, yang membuat kami berpikir, kami ingin dikenal kelas dunia dari dua aspek ini. Jadi kita dikenal bukan jadi terkenal wow, tapi dikenal bahwa kita serius hal-hal tertentu," ucapnya.
Advertisement