Liputan6.com, Jakarta Nuriyatul Hikmah (23), seorang wartawan media online menjadi korban pencopetan saat sedang meliput Pesta Rakyat dalam rangka pelantikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Kejadian ini diketahui terjadi di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (20/10).
Wanita yang akrab disapa Nure ini mengatakan, awalnya dia hendak mengabadikan momen atau gambar Prabowo-Gibran bersama dengan rombongan saat melintasi kawasan Patung Kuda.
Baca Juga
"Awalnya, saya start (mulai) di depan Patung Kuda. Posisinya memang ramai orang, desak-desakan," kata Nure.
Advertisement
Saat itu, Nure mengaku masih memegang dua ponsel miliknya. Kemudian, saat merekam video dengan satu ponselnya ketika Prabowo-Gibran melintasi kawasan tersebut.
Handphone milik Nure satu lagi ia selipkan pada bagian atau di dalam kantong celana depan yang saat itu dikenakan olehnya.
"Orang sudah mulai siap-siap video, karena suara patwal sudah mulai masuk. Karena saya mau dapat gambar, saya maju nyelip ke warga. Waktu itu HP saya masih di tangan dua-duanya," jelasnya.
"Cuma karena saya mau pakai tripod, jadi HP yang 1 diletakkan di tripod, satu lagi saya masukkan ke saku depan celana saya, tapi kantongnya agak dalam. Jadi enggak mikir bakal kecopetan," sambungnya.
Oleh karena itu, Nure pun tetap fokus mengabadikan momen Prabowo-Gibran yang melewati lokasi untuk mengarah ke Istana Negara Kepresidenan, Jakarta.
Di sela-sela pengambilan gambar, dirinya mengaku melihat seorang driver ojek online (ojol) yang bersalaman dengan Gibran, putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
"Saya fokus video sampai Prabowo lewat. Terus karena jalannya cepat banget, saya agak ngejar Prabowo sampai ke bawah JPO depan Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif). Di situ saya cari tempat kosong buat record karena pas Gibran mau lewat," paparnya.
"Nah, waktu Gibran lewat itu, dia nyalamin ojol kan karena ada pasukan ijo lah di situ. Saya memang fokus record Gibran. Abis Gibran lewat, saya datangin ojol tersebut dan saya bilang mau wawancara," tambahnya.
Lapor Polisi
Saat hendak mewawancarai driver ojol tersebut, ia baru menyadari jika HP yang semula diletakkan di kantong celana depannya terasa kosong alias raib yang diduga digasak copet.
"Pas saya mau wawancara, saya kan perlu 2 HP, 1 buat video, 1 buat record suara. Pas saya mau ambil HP saya 1 lagi (di depan ojol) baru saya sadar HP saya udah enggak ada," ungkapnya.
Setelah itu, Nure langsung mencari ponselnya yang hilang dibantu rekan-rekan jurnalis lainnya, tetapi tak ditemukan.
"Sudah sempat cari tapi enggak ada, Wifi juga sempat connect, habis itu terputus, hilang," pungkasnya.
Akibat kejadian tersebut, ia pun langsung melaporkannya ke Polsek Metro Gambir. Laporan ini terdaftar dengan nomor LP/471/X/2024/SEK GBR tertanggal 20 Oktober 2024.
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement