Liputan6.com, Jakarta - Menetapkan formula untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata tak semudah yang dikira. Bermacam riset dan penelitian khusus dilakukan hingga 10 tahun. Hal itu diungkapkan langsung oleh Shell Global Solution, Fuels Scientist, Andreas Schaefer.
"Untuk menciptakan sebuah bahan bakar ternyata rumit prosesnya pengerjaan produk bahan bakar bisa sampai 10 tahun. Mulai dari teori sampai jadi produk. Jadi bukan sekedar bahan bakar yang bisa menyalakan api di dalam produk," kata Andreas di Jakarta.
Advertisement
Baca Juga
Andreas juga menegaskan setiap mengembangkan produk pihaknya akan melibatkan banyak ilmuwan. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas produk yang diciptakan.
"Dalam setiap mengembangkan produk bahan bakar banyak sekali melibatkan ilmuwan. Dengan kemampuan riset banyak negara bisa lebih dapat menjawab kebutuhan mesin modern. Kalau di asia pasifik pusatnya di Shanghai," ujarnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Technologi Bahan Bakar Shell
Teknologi Mesin mengalami evolusi untuk menghasilkan tenaga terbaik dan melindungi mesin dari deposit atau gesekan.
Karena itu, Shell memperkenalkan teknologi bahan bakar terbaru dengan Dynaflex Technology. Selain didesain mencapai efisiensi dan performa mesin yang optimal sesuai dengan kapasitasnya, teknologi ini juga memiliki keunggulan membersihkan mesin.
Mesin modern saat ini berukuran lebih kecil namun bisa bekerja dengan kondisi yang lebih berat. Kondisi ini dapat mengakibatkan endapan yang mengurangi performa mesin, menyumbat komponen-komponen sistem bahan bakar, seperti injektor (injector noozle) dan katup masuk (inlet valve).
Endapan ini terkadang sulit dibersihkan dan dapat mengurangi performa mesin. Dengan Formula Dynaflex Shell mengklaim mesin dapat lebih terlindungi dari endapan yang mengurangi performa mesin.
Â
Advertisement