Liputan6.com, Jakarta - Dua rival raksasa otomotif asal Jepang, Nissan dan Honda, dikabarkan memiliki peluang besar menggelar kerjasama bisnis di pasar kendaraan listrik yang semakin kompetitif.
Inisiasi koalisi kedua rival jenama otomotif besar ini dikabarkan muncul karena persaingan pasar dari produsen mobil Tiongkok yang terus bergerak agresif menciptakan harga jual mobil listrik yang lebih terjangkau.
Baca Juga
Menurut laporan TV Tokyo pada Rabu (13/3/2024), sumber insider anonim menyebutkan bahwa Dewan Direksi Nissan pada Selasa lalu memutuskan untuk mempertimbangkan kemungkinan aliansi dengan Honda.
Advertisement
Sementara media online Nikkei melaporkan bahwa Nissan dan Honda dapat bekerjasama dalam pengembangan mobil listrik agar mampu bersaing dengan rival negara tetangganya, China.
Nikkei mengatakan gambaran bentuk kerjasama antara keduanya dapat mencakup pengenalan powertrain umum, pengadaan bersama, dan pengembangan platform bersama.
Selanjutnya, kerjasama tersebut dapat meluas hingga ke pengadaan baterai dan pengembangan bersama kendaraan listrik.
Walau begitu, hingga berita ini terbit, belum ada konfirmasi resmi dari kedua belah pihak.
Jepang memang dinilai masih lambat dalam pergerakan kendaraan listrik bila dibanding Tiongkok jika kita lihat hari ini. Namun, pendekatan yang lebih terukur dari kolektif otomotif Jepang membuatnya tetap konstan di samping perusahaan lain merevisi ekspektasi penjualan kendaraan listrik mereka.
Nissan Motor walaupun menjadi salah satu pionir awal kendaraan listrik dengan unit Leaf miliknya yang terbit sebelum Tesla Model S, tak terlihat sukses di pasar kendaraan listrik.
Hingga kini, lini kendaraan listrik Nissan hanya diisi dua model, yaitu sedan Leaf dan SUV crossover Ariya. Namun, produksi Leaf belakangan terlihat pesimis.
Kolaborasi Nissan dan Honda Dengan Mitra Lain Dalam Pengembangan Kendaraan Listrik
Mengenai isu kerjasama ini, Nissan sebelumnya telah bekerjasama dengan pabrikan Eropa, Renault dalam pengembangan kendaraan listrik untuk pasarnya di Eropa.
Proyek Nissan Micra, atau lebih dikenal sebagai Nissan March di Asia, berikutnya akan dikembangkan sebagai mobil bertenaga listrik.
Disitat dari Reuters, mobil keluaran baru Nissan tersebut akan berbagi arsitektur yang sama dengan Renault 5 E-Tech dan juga akan dibangun di pabrik yang sama, di Prancis Utara.
Namun, kedua perusahaan telah mengurangi cakupan ruang gerak aliansi mereka untuk memungkinkan kemitraan lain di luar proyek bersama.
Sejak saat itu Renault juga telah menjalin hubungan dengan mitra baru asal Tiongkok, Geely.
Sementara Honda, walau produk nyata mobil listriknya tak jauh melebihi langkah Nissan, beberapa kerjasama terkait mobil listrik juga telah diambilnya.
Pada April 2022, Honda dan GM mengumumkan bahwa keduanya akan mengembangkan serangkaian model listrik terjangkau dengan baterai Ultium dari pabrikan Amerika, walau kesepakatan tersebut berakhir pecah kongsi.
Aliansi Honda-Sony juga tengah berfokus pada produksi kendaraan listrik terjangkau yang tampaknya lebih berjalan mulus. Hasil kolaborasi tersebut akan dipasarkan dengan merek Afeela yang direncanakan akan melantai pada 2026.
Sementara itu, keduanya juga tengah mengembangkan kendaraan listrik segmen atas dengan desain futuristik. Honda dengan Series 0-nya, dan Nissan dengan proyek Hypernya.
Advertisement
Honda dan Nissan Dikabarkan Turunkan Angka Produksi Mobilnya di China
Nissan Motor dan Honda Motor tengah mempertimbangkan untuk mengurangi produksinya di China, karena menghadapi persaingan ketat dari BYD dan merek lokal lainnya.
Disitat dari Reuters, Rabu (13/3/2024), Nissan mungkin menurunkan produksi tahunan di pasar otomotif terbesar di dunia tersebut sebanyak 30 persen atau sekitar 500 ribu unit.
Sementara Honda memperkirakan pengurangan sebesar 20 persen menjadi sekitar 1,2 juta unit.
Juru bicara Nissan mengatakan, isi laporan tersebut tidak benar (pengurangan produksi) tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Sedangkan juru bicara Honda mengatakan, pihaknya belum memutuskan untuk mengurangi produksi mobil menjadi sekitar 1,2 juta unit di Tiongkok. Namun, pabrikan berlambang 'H' ini menolak untuk berkomentar lebih lanjut.
Nissan sendiri sedang mengatur ulang basis produksi dengan mitranya di Tiongkok, dan berupaya menggunakan kelebihan kapasitas untuk memproduksi mobil dan diekspor ke negara lain.
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Advertisement