Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini di Balikpapan status rumah FLPP atau subsidi masih bertahan. Di balik itu karena rumah FLPP masih menjadi faktor penggerak laju properti. Balikpapan Utara sebagai wilayah yang dikembangan untuk pengembangannya.
Pembangunan rumah dengan skala Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau rumah subsidi memang menjadi salah satu faktor penggerak laju perumahan di Balikpapan dibandingkan dengan perumahan komersial.
Baca Juga
Kepala Dinas Permukiman dan Perumahan Balikpapan I Ketut Astana mengatakan, saat ini tak perlu mengkhawatirkan lagi hunian berimbang. Pasalnya dengan kondisi ekonomi yang masih terpukul oleh harga batu bara, minyak dan gas bumi, pengembang rumah komersial mulai beralih sementara waktu untuk membangun perumahan murah.
Advertisement
“Dulu aturan itu kan supaya tersedianya hunian terjangkau. Saat ini dengan kondisi yang ada sudah secara otomatis, pengembang membangun,” ungkapnya.
Pembangunan rumah murah di Balikpapan saat ini menyisakan 30% dari rencana perizinan yang telah dikeluarkan. Jumlah perizinan yang diajukan juga terpantau lebih banyak ketimbang perumahan non subsidi. Bahkan hingga semester I/2019, Dinas perumahan dan permukiman Balikpapan mencatat tiga pengembang rumah subsidi yang telah mengajukan.
Berdasarkan catatannya, selama kurun waktu 4 tahun terakhir, pengembangannya telah mencapai 70%. Hal itu didasari dengan target 23.425 unit yang dibangun oleh 39 pengembang. Sebanyak 16.397 diantaranya telah terbangun.
“Mereka (pengembang) tinggal membangun karena yang penting perizinan sudah rampung. Data kami ini berdasarkan pengajuan izin site plan dari pengembang,” Saat ini harga jual hunian FLPP di Balikpapan ditetapkan senilai Rp142 juta—Rp145 juta.
Ketahui Legalitas dan Sertifikat Properti penting sebelum beli rumah!
Pembangunan hunian murah ataupun subsidi tersebut banyak terjadi untuk Balikpapan Utara yang masih banyak terdapat lahan kosong. Selain itu dibandingkan dengan wilayah Timur, harga lahannya masih jauh lebih murah. Selain itu lokasinya lebih mudah menjangkau pusat kota. Hal itu lantaran pembangunan kawasan timur telah banyak untuk industri, perkebunan, dan tempat rekreasi sehingga lahan pemukiman kian jauh lagi.
Sayangnya pembangunan rumah subsidi juga dihadapkan pada tantangan habisnya kuota FLPP untuk Kalimantan Timur tahun ini sehingga konsumen belum bisa melakukan akad tahun ini dan ditunda tahun depan.
Sekjen DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia Paulus Totok Lusida mengatakan, pengembang masih menunggu penambahan kuota hunian bersubsidi dan jangan sampai penambahan anggaran baru ada pada akhir tahun ini karena anggarannya saat ini sudah habis.
Baca Selengkapnya: Cara Mengajukan KPR Subsidi
Setiap tahunnya, Totok menjelaskan bahwa usulan kuota hunian FLPP meningkat sebanyak 10% per tahun. Hal itu semestinya sudah diantisipasi dengan adanya penambahan kuota yang lebih banyak.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan serapan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sebanyak 54.000 unit senilai Rp5,2 Triliun sejak awal tahun hingga Agustus 2019.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Heri Eko Purwanto mengatakan, target penyerapan FLPP tahun 2019 sebanyak 68.000 dengan anggaran sebesar Rp7,1 Triliun.
Punya rencana beli rumah tahun depan? Cek simulasi perhitungan melalui Kalkulator KPR dari Rumah.com
Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono penetapan harga rumah subsidi menyesuaikan dengan kondisi terkini di setiap wilayah. Di antaranya disesuaikan dengan faktor harga tanah, kenaikan harga bahan bangunan, termasuk juga upah pekerja.
Temukan beragam tips, panduan, dan informasi seputar properti lengkap di Panduan Rumah.com
Hanya rumah.com yang Percaya Anda semua bisa punya rumah