Bayi Berkepala Dua dan Bertangan Tiga Gegerkan Makassar

Selepas dirujuk dari puskesmas, bayi berkepala dua pindah-pindah rumah sakit di Makassar.

oleh Eka Hakim diperbarui 16 Sep 2016, 15:59 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2016, 15:59 WIB
Ilustrasi bayi
(Ilustrasi)

Liputan6.com, Makassar - Bayi berkepala dua yang memiliki satu badan serta bertangan tiga membuat heboh warga Kota Makassar. Anak kedua pasangan Heriyasmin dan Fitriani, warga Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea Jaya, itu saat ini dalam perawatan intensif di ruang Neonatal Intensif Care Unit (NICU) RS Bhayangkara Makassar.

Bayi dengan panjang 42 sentimeter dan berat tubuh 3470 gram tersebut lahir melalui proses caesar pada Rabu, 14 September 2016 di RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Sang ayah, Heriyasmin, mengatakan sejak awal bayi di kandungan istrinya dalam keadaan normal atau tak mengalami kelainan. Itu merupakan hasil pemeriksaan rutin yang dilakukan selama lima bulan di Puskesmas Tamalanrea Jaya.

"Bulan keenam memeriksakan kembali kandungannya di Puskesmas Tamalanrea Jaya dan setelah dicek menggunakan alat canggih bantuan dari pusat baru kelihatan jika calon bayi memiliki kepala bercabang. Puskesmas merujuk untuk diperiksa ke RS Daya Makassar,"kata Heriyasmin kepada Liputan6.com, Jumat (16/9/2016).

Setelah proses pemeriksaan dialihkan ke RS Daya Makassar, kata Heriyasmin, istrinya kembali dirujuk ke RS Ibnu Sina Makassar. Sebab, dokter di RS Daya Makassar angkat tangan alias tak mampu menangani kasus yang dialami istrinya. Di RS Ibnu Sina kembali dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo Makassar karena alat di RS Ibnu Sina tak lengkap.

"Selanjutnya di RS Wahidin, bayi saya lahir dengan proses caesar dan mengalami kelainan genetika alias kepalanya bercabang dua, serta memiliki tiga tangan, di mana satu tangan belum jadi utuh, tapi tampak muncul di dekat lengan bayi," ujar Heriyasmin.

Heriyasmin mengatakan anak keduanya yang memiliki kelainan tersebut saat ini masih menjalani perawatan intensif di ruang NICU karena mengalami sistem pernafasan yang belum stabil. Pernafasannya yang satu dibantu oleh alat komputer sementara pernafasan lainnya dibantu dengan alat manual.

"Kondisi bayi saya masih parah dan masih dalam penanganan intensif karena pernafasannya belum stabil. Tapi alhamdulillah dokter di sini sudah bekerja maksimal dan semoga bayi saya bisa selamat dan sehat," ucapnya.

Heriyasmin menamakan bayinya Nurjannah sejak mengetahui kelamin bayinya yang masih dalam kandungan berusia 6 bulan. "Mohon doa masyarakat semoga bayi saya selamat dan bisa hidup normal," kata pekerja serabutan itu.

Secara terpisah, Direktur RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sriwati, mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan para dokter ahli guna upaya selanjutnya.

"Selain kita konsentrasi untuk perbaiki kondisi bayi seperti memberikan bantuan pernafasan, kita juga sedang berkoordinasi dengan dokter lainnya membentuk tim khusus guna melakukan tindakan medis ke depannya," kata Sriwati.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya