Saat Mantra Pawang Hujan Gagal di Batam

Berbagai upaya ditempuh sang pawang kenamaan dari Batam.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 21 Nov 2016, 19:21 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2016, 19:21 WIB

Liputan6.com, Batam - Langit mulai mendung saat kegiatan akbar organisasi masyarakat Melayu berlangsung di Bundaran Madani, Batam, Minggu 20 November 2016. Tapi jangan khawatir, sudah ada pawang hujan yang konon bisa menghalau sang awan.

Sang pawang hujan menyelip di antara kerumunan pengunjung dan tokoh adat Kepri serta luar negeri yang hadir. Kartijo, nama si pawang, saat itu berpakaian hitam mengenakan ikat kepala.

Lelaki paruh baya itu langsung beraksi begitu acara mulai. Dia komat-kamit membacakan mantra.

Nama Kartijo memang sudah tidak asing di kalangan masyarakat Batam, bahkan di kalangan petinggi Kepri. Sebagai pawang hujan dia kerap terlibat dalam kegiatan-kegiatan besar di Batam. 

Namun kali ini, reputasi Kartijo bakal tercoreng. Mantra sudah dirapal, hujan tak bisa ditahan. Hujan gerimis kian membesar seiring acara. Kartijo makin khusyuk merapal mantra, tapi hujan masih membandel.

Hujan makin lebat, Kartijo tambah panik. Makin kencang dia merapal mantra. Namun aksi Kartijo hanya berhasil menarik perhatian orang banyak, tapi tak berhasil menghalau hujan.

Pengunjung tegang menyaksikan aksi Kartijo. Sang pawang bergeser keluar dari arena utama.

"Kok hujan padahal sudah ada pawang, gimana dapat hadiah kalau kuponnya rusak," ucap Rina, seorang pengunjung.

Aksi kandas pawang hujan di Batam (Liputan6.com / Ajang Nurdin)

Kartijo rupanya belum menyerah. Tak cukup merapal mantra, dia lanjut bersemedi di depan panggung, sesekali menunjuk-nunjuk ke langit.

Upaya Kartijo benar-benar kandas. Hujan deras mengguyur hingga dua jam. Apa komentar Kartijo?

"Kita hanya memohon Pak, yang mengabulkan hanya Tuhan," kata Kartijo saat dihampiri.

Jika dikait-kaitkan, Kartijo tidak gagal sepenuhnya. Setiap dia membaca mantra, langit terlihat terang, meski hujan tetap turun disertai petir.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya