Liputan6.com, Medan - Dalam beberapa bulan terakhir, isu terkait Kota Medan akan dilanda gempa berkekuatan 5 hingga 9 Skala Richter terus berseliweran di berbagai media sosial, hingga menjadi perbincangan di tengah masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah l Medan langsung bergerak cepat dengan mengeluarkan pernyataan resmi yang ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan, Edison Kurniawan.
Dalam pernyataan tertulis BMKG disebutkan, adanya info yang beredar tentang akan terjadinya gempa bumi berkekuatan 5 hingga 9 SR di Kota Medan dan daerah sekitarnya akan mengalami dampak terberat adalah tidak benar alias hoax.
"Berita itu tidak benar, dan BMKG tidak pernah membuat berita seperti itu," kata Edison, dalam pernyataan yang dikeluarkan, Jumat (11/8/2017).
Ia menyampaikan, sampai saat ini, gempa bumi tektonik belum dapat diprediksi kapan, di mana dan berapa kekuatannya. Masyarakat diminta tenang dan tidak mudah terpancing isu-isu yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga
Advertisement
"Apabila ada hal-hal yang masih diragukan kebenarannya, masyarakat bisa mencari tahu di website resmi BMKG dan media sosial resmi BMKG," katanya.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi BMKG Wilayah l Medan, Syahnan juga memastikan bahwa informasi yang beredar di media sosial itu jelas tidak benar. Salah satu tolak ukurnya, tidak ada yang bisa memprediksi waktu, kekuatan dan lokasi akan terjadi gempa
"Makanya kita buat pernyataan resmi ini, dan sudah disebarkan," ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, seorang warga Medan, Yudha Januarsyah mengaku lega. Pasalnya, sebelum mendapat informasi resmi dari BMKG, dirinya sempat merasa resah dan khawatir.
"Ada dengar, di medsos juga ada saya baca tentang itu (gempa bumi). Tapi sekarang alhamdulillah lega, tadi baca di media info dari BMKG, di WhatsApp juga dapat," ucap warga Jalan Samanhudi itu.
Warga lainnya, Hanifah, juga sempat mencari tahu tentang kabar yang sempat meresahkan itu. Apalagi, wanita keturunan Aceh ini merasa trauma dengan apa yang pernah terjadi di tanah kelahirannya beberapa tahun lalu.
"Saya memang nggak tinggal di sana (Aceh), tapi dengar info seperti ini, ngeri juga kalau terjadi di Medan. Banyak-banyak doa aja. Udah dapat juga info dari BMKG tadi di-share sama kawan dari WhatsApp," ucapnya ketika ditemui di kawasan Jalan Ahmad Yani, Medan.
Saksikan video menarik di bawah ini: