Waduh, Timbunan Sampah di Pulau Komodo Makin Tinggi

Sebanyak 41 persen sampah yang ada di Pulau Komodo berbentuk puing-puing bangunan yang diruntuhkan.

oleh Ola Keda diperbarui 17 Jan 2018, 17:01 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2018, 17:01 WIB
Pulau Komodo
Pulau yang berada di Nusa Tenggara Timur. Pulau ini termasuk salah satu Keajaiban Alam (7 wonders)

Liputan6.com, Kupang - Kepala Otoritas Taman Nasional Komodo (TNK) Sudiyono mengatakan jumlah timbunan sampah di kawasan destinasi wisata unggulan itu rata-rata mencapai 650 kilogram lebih per hari.

"Timbunan sampah terbanyak terdapat di Pulau Komodo, yaitu Desa Komodo dan Wisata Loh Liang, serta Pulau Rinca di Desa Pasir Panjang dan Wisata Loh Buaya," kata Sudiyono kepada Liputan6.com, Selasa, 16 Januari 2018.

Ia menjelaskan komposisi timbunan sampah itu 27 persen berupa sampah plastik, 29 persen sampah kertas, 1 persen sampah kaca atau gelas, 1 persen sisa makanan, dan 41 persen merupakan sampah residu atau sisa bangunan dari aktivitas konstruksi.

Menurut dia, upaya penanganan sampah setiap hari di lokasi wisata seperti Loh Liang dan Loh Buaya sejauh ini dilakukan dengan cara ditimbun untuk jenis sampah organik.

Sedangkan sampah-sampah anorganik dibawa ke Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat menggunakan kapal rolling atau patroli oleh petugas Balai Taman Nasional Komodo.

Selain itu, ujarnya, penanganan sampah di lokasi wisata seperti Pulau Padar dan Gili Lawa yang belum terdapat pos pengamanan masih dilakukan secara reguler melalui kegiatan bersih pantai.

 

Taman Nasional Komodo makin mendunia dan masuk dalam daftar 10 destinasi terbaik sedunia.
Taman Nasional Komodo makin mendunia dan masuk dalam daftar 10 destinasi terbaik sedunia.

Dibuang ke Labuan Bajo

Sudiyono mengakui persoalan sampah di TNK yang merupakan destinasi wisata unggulan nasional yang sudah mendunia itu tengah menjadi sorotan berbagai pihak.

"Sampah di sekitar TNK ini memang terus bertambah seiring peningkatan arus wisatawan, kondisi ini sering disoroti para wisatawan maupun pelaku-pelaku usaha pariwisata, maupun pemerintah pusat," katanya.

Untuk itu, menurut dia, penanganan sampah merupakan bagian dari fokus utama Balai TNK agar segera ditangani. Salah satu langkah penanganan adalah dengan membentuk satuan tugas MPS (Masyarakat Peduli Sampah) pada 2018.

Nantinya, kata dia, para petugas MPS setiap harinya akan mengambil sampah di berbagai titik kawasan TNK. Selanjutnya, sampah dikumpulkan ke tempat pengelolaan sampah yang ada di setiap desa untuk diangkut kapal khusus ke Labuan Bajo.

Sementara, sampah-sampah anorganik yang dibawa ke Labuan Bajo akan didaur ulang melalui kerja sama dengan Koperasi Serba Usaha (KSU) Komodo.

"Secara tertulis nanti kami akan kerja sama dengan KSU Komodo ini, namun secara lisan mereka sudah menyatakan kesanggupan untuk menerima sampah dari kawasan TNK untuk didaur ulang," ucap Sudiyono.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya