Liputan6.com, Magelang - Terdapat sebuah dusun di wilayah Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, yang ditinggalkan para penghuninya. Yang tertinggal di dusun tersebut hanya puing-puing bangunan dan satu bangunan musala yang masih digunakan hingga saat ini.
Dusun tersebut bernama Puntingan. Puntingan merupakan dusun yang berada di wilayah Desa Dlimas, Kecamatan Tegalrejo. Dahulu, penghuni Dusun Puntingan kurang lebih berjumlah 10 orang, tetapi satu per satu penghuni mulai berpindah.
Pada akhir 2020-an, masih ada yang menempati dusun tersebut, yakni satu keluarga yang dihuni dua orang. Namun, hanya dihuni saat malam karena saat siang si laki-laki bekerja dan si perempuan pergi ke sawah.
Advertisement
Para penghuni Dusun Puntingan, ada yang merantau ke Sumatera dan ada juga yang pindah menuju dusun lainnya di Dlimas atau Dawung. Tak ada cerita pasti mengenai kepindahan para penghuni dusun tersebut.
Baca Juga
Masyarakat Dusun Puntingan dulunya masuk wilayah RT 06 Dlimas. Dulu, ada sekitar tujuh kepala keluarga (KK) yang menghuni dusun tersebut. Saat ini, Dusun Puntingan seolah menjadi dusun mati. Rumah-rumah yang ditinggalkan penghuninya hanya tinggal puing-puing dan hanya menyisakan satu bangunan musala.
Terdapat dua jalur untuk dapat sampai ke dusun ini. Jalur pertama dari Balai Desa Dlimas dengan menyusuri jalan hingga batas perkampungan.
Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak dengan bebatuan melewati jalan yang menurun. Setelah melewati jalan yang menurun, perjalanan dilanjutkan dengan naik melewati jalan di bawah rerimbunan pohon bambu hingga sampai di dusun ini.
Rute pertama mengharuskan pengunjung untuk berhati-hati, terutama saat hujan karena kondisi jalan akan menjadi licin. Jalur kedua bisa dimulai dengan jalan memutar.
Setelah dari Balai Desa Dlimas dan melewati depan Kecamatan Tegalrejo. Selama perjalanan menuju Dusun Puntingan, pengunjung akan melewati Dusun Nglarangan, Dewa Dawung.
Meski berbentuk bebatuan, jalan masuk menuju dusun ini relatif lebih lebar. Sama seperti jalur pertama, rute pada jalur kedua juga mengharuskan pengunjung untuk tetap berhati-hati karena saat hujan jalanannya juga akan menjadi licin.
Penulis: Resla Aknaita Chak