Liputan6.com, Yogyakarta - Dunia musik Jepang baru saja berduka usai kabar berpulangnya Ryuichi Sakamoto. Kabar berpulangnya musisi dan komposer legendaris Jepang tersebut diumumkan melalui akun Twitter resminya @ryuichisakamoto.
"January 17 1952-March 28 2023," tulis akun tersebut, Minggu (2/4/2023) malam.
Kabarnya, Sakamoto memang sempat menderita kanker. Namun, di tengah perjuangannya melawan kanker, ia masih tetap aktif dalam membuat karya musik.
Advertisement
Ia didiagnosis menderita kanker tenggorokan pada 2014. Setelah menjalani perawatan, ia kembali aktif membuat karya musik.
Baca Juga
Pada 2021, ia kembali didiagnosis menderita kanker. Meski demikian, ia mengaku akan terus membuat musik.
Tak heran, kecintaannya terhadap musik membuat dirinya populer karena karya solonya. Bersama Haruomi Hosono dan mendiang Yukihiro Takahashi, ia mendirikan Yellow Magic Orchestra.
Beberapa sumber menyebut, Sakamoto telah belajar bermain piano sejak usia dini hingga akhirnya berhasil menjadi pelopor dalam musik elektronik. Ia juga populer karena menggubah berbagai soundtrack film, seperti 'The Last Emperor' (1987), 'The Revenant' (2015), hingga 'Merry Christmas, Mr. Laurence' (1983).
Penghargaannya dalam dunia musik pun tak main-main. Ia telah meraih beberapa penghargaan bergengsi, salah satunya Oscar (1988) kategori 'Best Original Score' untuk film 'The Last Emperor'.
Ia juga mendapatkan berbagai penghargaan lainnya, seperti BAFTA Awards 1983, Golden Globe Awards 1987, Grammy Awards 1987, hingga Golden Pine Award (Lifetime Achievement) pada 2013 di International Samobor Film Music Festival.
Sebelum berpulang, Sakamoto juga sempat merilis album terakhirnya bertajuk '12' pada awal tahun. Album tersebut direkam pada 2021 dan 2022.
Selain itu, 'A Tribute to Ryuichi Sakamoto: To The Moon and Back' juga dirilis November 2022 untuk menandai ulang tahunnya ke-70. Album tersebut menampilkan versi musiknya yang dikerjakan ulang oleh artis-artis lain, termasuk Thundercat, Dev Hynes, Alva Noto, dan David Sylvian.
Ryuichi Sakamoto telah hidup dengan musik sampai akhir hayatnya. Dedikasinya dalam dunia musik sejalan dengan kutipan favoritnya, "Ars longa, vita brevis", yang berarti "seni itu panjang, hidup itu singkat".
Penulis: Resla Aknaita Chak