Liputan6.com, Lampung - Pembangunan Tol Trans Sumatra memudahkan akses dari Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) menuju ke berbagai destinasi wisata alam di Bandar Lampung.
Salah satu tujuan pelancong asal Kota Palembang yakni ke Pantai Minang Rua di Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan Bandar Lampung.
Dari data lampungselatankab.go.id, Pantai Minang Rua berada tak jauh dari Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, hanya memakan waktu sekitar 15 menitan.
Advertisement
Baca Juga
Dari pusat Bandar Lampung sendiri berjarak hanya sekitar 92 Kilometer atau 1,5 jam perjalanan. Namun jika dari Kota Palembang, pelancong bisa melewati jalur tol Trans Sumatra ke lokasi dengan memakan waktu sekitar 6 jam.
Tiket masuknya sendiri cukup terjangkau. Untuk per orangnya, hanya dipatok sebesar Rp5.000, kendaraan bermotor Rp10.000 dan mobil Rp20.000 per unit.
Pantai Minang Rua ini juga ternyata sering menjadi tempat persinggahan penyu-penyu saat bermigrasi untuk bertelur.
Bahkan saat penyu-penyu sudah bertelur, ada petugas Pokdarwis dari penangkaran penyu yang akan menjaga telur itu.
Telur penyu itu akan dibawa ke penangkaran hingga menetas. Setelah itu, bayi-bayi penyu atau tukik akan dilepasliarkan lagi ke pantai jika sudah memasuki usia untuk bertahan hidup.
Berlibur ke Pantai Minang Rua Lampung Selatan ini, akan banyak spot wisata air yang bisa dikunjungi, mulai dari Green Canyon, Taman Bawah Laut, Air Terjun Jamara, Air Terjun Khaja Saka, Wisata Camping Batu Alif hingga Goa Lalay.
Namun jika hanya ingin menikmati Pantai Minang Rua saja, pelancong bisa bermain di tepi pantai yang memiliki pasir putih yang indah dan air laut yang biru.
Simak Video Pilihan Ini:
Nelayan Melaut
Bahkan jelang sore hari, pengunjung bisa berswafoto berlatar belakang panorama sunset yang memukai. Pemandangan matahari terbenam yang memancarkan warna kuning keemasan, bisa diabadikan dari bibir pantai sembari berpose cantik.
Di sore hari juga, pengunjung bisa melihat beragam aktivitas para nelayan yang berbondong-bondong melaut. Mereka bergotong-royong mendorong kapal kayunya menuju ke bibir pantai dan akan mencari ikan untuk dijual ke penadah.
Biasanya para nelayan akan melaut dari sore dan baru pulang di pagi hari dengan membawa tangkapan ikannya. Salah satunya Andi bersama ayahnya menggotong ikan pari dengan bobot sekitar 20 Kilogram dari hasil tangkapan di malam hari.
“Ikan pari ini akan kami jual ke penampung, 1 Kilogram dihargai Rp20.000, ikan ini mungkin beratnya 20 Kg, jadi kami bisa dapat Rp400.000,” ucapnya kepada Liputan6.com.
Advertisement