Fakta-Fakta Gempa Sumedang, Magnitudo Kecil tapi Merusak

Gempa dangkal Magnitudo 4,8 yang mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang, Minggu malam (31/12/2023), merusak banyak bangunan.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 01 Jan 2024, 14:10 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2024, 14:10 WIB
Gempa Sumedang
Gempa dangkal Magnitudo 4,8 yang mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang, Minggu malam (31/12/2023), merusak banyak bangunan. (Liputan6.com/ Dok BMKG)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa dangkal Magnitudo 4,8 mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang, Minggu malam (31/12/2023), pukul 20.34 WIB. Sebelumnya dua gempa juga menggetarkan wilayah tersebut dalam pada siang dan sore hari.

Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman melaporkan, akibat rentetan gempa Sumedang itu, puluhan rumah warga di Kabupaten Sumedang mengalami kerusakan.

Herman menjelaskan, daerah terdampak gempa Kabupaten Sumedang yang paling parah tersebar di beberapa wilayah, antara lain Babakan Hurip, Tegalsari, dan Cipameungpeuk.

"Untuk di Tegalsari dan Cipameungpeuk ada beberapa rumah terdampak retak, sedangkan untuk Babakan Hurip ada 53 rumah," kata Herman di Sumedang, Senin (1/1/2024).

Herman menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mendirikan tenda sementara bagi masyarakat yang rumahnya yang mengalami keretakan imbas dari bencana tersebut.

"Kami mengevakuasi warga yang rumahnya retak dan kami sudah bangun beberapa tenda yang kami tempatkan di tenda tersebut hingga petugas melakukan assessment," katanya.

Herman memastikan dari kejadian gempa bumi tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa. Namun terdapat tiga orang luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Terkait kondisi pasien di RSUD Sumedang, saat gempa terjadi, pihaknya telah mengevakuasi seluruh pasien ke luar gedung dikarenakan terdapat bangunan yang retak yang dapat membahayakan apabila terjadi gempa susulan.

 

 

Fakta-Fakta

Lalu yang jadi pertanyaan sekarang, mengapa gempa Sumedang sangat merusak meski kekuatan Magnitudonya kecil? Kepala Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada wartawan, Senin (1/1/2024), membeberkan beberapa fakta terkait gempa Sumedang yang terjadi kemarin hingga malam.

  1. Tiga Merusak Dua Tak TerasaSetidaknya ada lima kali gempa yang terjadi di wilayah Sumedang, Jawa Barat, Minggu (31/12/2023). Dari lima kali gempa, tiga dirasakan dan merusak, sementara dua lainnya tidak terasa. Gempa yang merusak antara lain, gempa pertama, Magnitudo 4,1 dengan kedalaman 7 kilometer terjadi pukul 14.35 WIB, gempa kedua Magnitudo 3,4 kedalaman 6 kilometer terjadi pada pukul 15.38 WIB, dan gempa ketiga dengan Magnitudo 4,8 kedalaman 5 km terjadi pada pukul 20.34 WIB. Sementara dua gempa susulan tidak dirasakan, yaitu gempa keempat dengan Magnitudo 2,9 yang terjadi pukul 23.23 WIB, dan gempa kelima Magnitudo 2,4 yang terjadi pukul 03.47 WIB.

  2. Pemicu GempaDaryono juga mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Sumedang yang terjadi merupakan jenis gempabumi kerak dangkal, (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas Sesar Aktif. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
  3. Episenter GempaEpisenter gempa Sumedang ini terletak di Kota Sumedang dan terkonfirmasi dengan lokasi-lokasi kerusakan yang terjadi, sehingga gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang jalurnya terdapat di wilayah tersebut.
  4. Jalur SesarLokasi 3 episenter gempa Sumedang yang merusak terletak di luar jalur sesar Cileunyi-Tanjungsari, tetapi memang relatif berdekatan dengan ujung timur laut jalur Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Sehingga gempa Sumedang ini diduga berasosiasi dengan terusan dari Sesar Cileunyi -Tanjungsari.
  5. Sejarah Gempa SumedangSejarah gempa merusak Sumedang 19 Desember 1972 menunjukkan bahwa pada 19 Desember 1972 gempa Magnitudo 4,5 pernah mengguncang Kabupaten Sumedang berdampak mencapai skala Intensitas VI MMI (merusak bangunan). Gempa kerak dangkal saat itu menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah dan longsoran di Cibunar, Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat.
  6. Faktor Penyebab Banyak KerusakanKerusakan bangunan akibat gempa Sumedang dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kedalaman gempa atau hiposenternya sangat dangkal, hanya 5 kilometer. Gempa sangat dangkal ini menjadikan percepatan getaran tanah di permukaan tanah masih sangat kuat hingga memicu guncangan sangat kuat. Faktor kedua, kualitas bangunan rumah yang rendah, jauh di bawah standar aman gempa (bukan rumah tahan gempa). Faktor ketiga, kondisi tanah lunak di Sumedang yang dapat beresonansi sehingga terjadi amplifikasi (penguatan) guncangan gempa.

 

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya