Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi cenderung melemah tipis pada awal pekan ini. Rilis data ekonomi seperti inflasi belum mampu mengangkat IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham Senin (3/8/2015), IHSG turun tipis 0,05 persen (2,34 poin) ke level 4.800,18. Indeks saham LQ45 menguat 0,24 persen ke level 815,05. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham JII turun 0,78 persen ke level 636,98, indeks saham DBX melemah 1,47 persen ke level 680,48, dan indeks saham Pefindo25 turun 1,07 persen ke level 417,56.
Baca Juga
Ada sebanyak 169 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 115 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Adapun 87 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham hari ini tdak ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 180.225 kali dengan volume perdagangan saham 4,39 miliar saham. Nilai transaksi harian sekitar Rp 4,45 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham aneka industri naik 0,31 persen, sektor saham konstruksi mendaki 0,74 persen, dan sektor saham keuangan menguat 1,76 persen.
Sedangkan sektor saham melemah antara lain sektor saham barang konsumsi turun 1,28 persen, sektor saham perkebunan melemah 1,18 persen, dan sektor saham perdagangan tergelincir 1,08 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 300 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 300 miliar.
Saham-saham berkapitalisasi besar cenderung menguat dan sebagai penggerak indeks saham pada hari ini antara lain saham BBRI naik 4,5 persen ke level Rp 10.450 per saham, saham BBCA mendaki 1,15 persen ke level Rp 13.250 per saham, dan saham BMRI melemah 1,84 persen ke level Rp 9.700 per saham.
Sedangkan saham-saham tergelincir antara lain saham UNVR melemah 2,81 persen ke level Rp 38.875 per saham, saham INDF turun 1,64 persen ke level Rp 6.000 per saham, dan saham SMGR tergelincir 2,48 persen ke level Rp 9.850 per saham.
Bursa saham Asia cenderung tertekan antara lain indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,18 persen ke level 20.548, indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,91 persen ke level 24.411, dan indeks saham Singapura tergelincir 0,27 persen ke level 3.193.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan kenaikan IHSG sempat terjadi didorong dari penguatan saham-saham bank. Akan tetapi, rilis data inflasi Juli 2015 tak sesuai harapan pelaku pasar.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Juli 2015 mencapai 0,93 persen. Angka ini sama dengan tingkat inflasi pada Juli 2014. Berdasarkan indeks harga konsumen (IHK), 80 kota tercatat mengalami inflasi dan 2 kota deflasi.
"Angka inflasi memburuk memberikan tekanan ke IHSG. Pemodal investor asing juga plin-plan karena sekarang melakukan aksi beli," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com. (Ahm/Gdn)