Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus berada dalam tekanan sepanjang pekan ini. Di awal sesi perdagangan Jumat (21/8/2015), IHSG kembali melemah. Nilai tukar rupiah yang terus turun menjadi pendorong pelemahan IHSG.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG turun 40,24 poin (0,91 persen) ke level 4.401,66. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,38 persen menjadi 737,63.
Pelemahan tersebut berlanjut pada pembukaan saham pukul 09.00 WIB. IHSG melemah 55,45 poin (1,25 persen) menjadi 4.385. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,75 persen ke level 734,49. Seluruh indeks saham acuan melemah pada di awal perdagangan hari ini.
Baca Juga
Ada sebanyak 106 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 5 saham menguat. Selain itu, 29 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.616 kali dengan volume perdagangan saham 99,78 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 157 miliar.
Secara sektoral, dari 10 sektor pembentuk indeks, seluruhnya berada di zona merah. Pelemahan terbesar terjadi pada sektor aneka industri yang melemah 2,11 persen dan disusul oleh sektor keuangan yang turun 1,76 persen.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham BVIC naik 11,11 persen ke level Rp 110 per saham, saham STAR menguat 8,96 persen ke level Rp 73 per saham, dan saham CKRA mendaki 7,86 persen ke level Rp 151 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain Saham TRST turun 8 persen ke level Rp 230 per saham, saham CPIN melemah 7,18 persen ke level Rp 1.690 per saham, dan saham DSFI susut 6,05 persen ke level Rp 153 per saham.
Analis PT Mandiri Sekuritas, Fath Aliansyah Budiman menjelaskan, pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup terkoreksi dalam jumlah signifikan di tengah koreksi bursa dunia. Indeks turun 42 poin (0,94 persen) ke level 4.441.
IHSG kembali membuat nilai terendah (new low) dan masih akan berada dalam tekanan jual untuk beberapa hari ke depan. "Estimasi pergerakan indeks hari ini berada di 4.352 hingga 4.460," jelasnya.
Analis PT BNI Securities, Thennesia Debora menambahkan, mata uang rupiah yang masih terus tertekan terhadap mata uang dolar AS turut menjadi sentimen negatif bagi pergerakan IHSGÂ kemarin. Saat ini rupiah berada di level 13.910 per dolar AS.
Investor asing pun terus menarik dananya keluar dari pasar ekuitas di dalam negeri. Tercatat kemarin investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp 2,6 triliun.
"Kami memprediksikan IHSG hari ini masih berpotensi tertekan seiring dengan minimnya katalis positif baik dari domestik maupun global," jelasnya. (Gdn/Ndw)
Advertisement