Revisi Pertumbuhan Ekonomi Bakal Tekan IHSG

Sentimen revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 mempengaruhi laju IHSG pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Sep 2015, 06:20 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2015, 06:20 WIB
Pengamat Ekonomi Beberkan Bumerang Untuk Jokowi
Pegawai Bursa Efek Indonesia mengamati pegerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta, Rabu (22/10/2014) (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih bergerak melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini yang dipengaruhi oleh sentimen regional.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan kinerja indeks saham masih dibayangi ketidakpastian kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve. "Sentimen ketidakpastian The Fed. Pasar saham masih rawan koreksi," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Rabu (23/9/2015).

Dari dalam negeri, dipengaruhi oleh revisi pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya di level 5,5 persen menjadi 5,3 persen pada 2016. "Kalau sentimen dalam negeri pertumbuhan ekonomi memang mempengaruhi pelaku pasar," kata Satrio.

Pada hari ini, Satrio memprediksi IHSG bergerak pada level support 4.325 dan resistance pada level 4.390.

Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG masih bergerak variatif di kisaran 4.270-4.370 pada perdagangan saham Rabu pekan ini. "Secara teknikal IHSG kembali bergerak konsolidasi dengan signal cukup negatif," kata Lanjar.

IHSG ditutup melemah 32 poin ke level 4.344 pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hanya sektor komoditas dan aneka industri bertahan di zona positif. Cadangan devisa menurun membuat investor kembali memperhitungkan kemampuan suplai dolar bank sentrak untuk menahan depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

"Rupiah kembali melemah terhadap dolar AS di kisaran 14.500 membuat investor asing kembali khawatir dan mencatatkan aksi jual sekitar Rp 380,83 miliar," ujar Lanjar. (Amd/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya