Liputan6.com, New Delhi - Grup produsen obat dan kimia asal Jerman Bayer akan merogoh kocek US$ 62 miliar atau sekitar Rp 843,48 triliun (asumsi kurs Rp 13.604 per dolar Amerika Serikat) untuk beli produsen benih asal Amerika Serikat (AS) Monsanto.
Bila aksi korporasi ini terjadi maka dua perusahaan tersebut akan melakukan transaksi merger terbesar sepanjang tahun ini. Pada pekan lalu, Monsanto telah menerima penawaran Bayer, tetapi tidak menunjukkan proposal angka penawaran.
Bayer pun merilis pengumuman rencana aksi merger itu pada awal pekan ini. Ada pun penawaran merger itu menunjukkan penawaran senilai US$ 122 per saham.
Angka tersebut merupakan harga saham lebih tinggi 37 persen di atas harga penutupan saham Monsanto pada 9 Mei. Bayer akan membiayai transaksi pengambilalihan saham Monsanto dengan kombinasi utang dan modal.
Baca Juga
Baca Juga
"Kami mengharapkan jawaban positif dari jajaran direksi Monsanto," ujar CEO Bayer Werner Baumann seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (23/5/2016).
Bayer memiliki kekuatan di Asia dan Eropa ingin mendapatkan keahliaan Monsanto di bidang pertanian dan bibit. Selain itu juga mendapatkan manfaat dari kekuatan wilayah Monsanto di Amerika Utara.
Bayer menyatakan kalau merger tersebut akan menghasilkan sinergi sekitar US$ 1,5 miliar selama tiga tahun. Saham Bayer telah turun 14 persen sejak rumor merger itu pada pekan lalu. Pada awal pekan ini, saham Bayer susut 3,6 persen ke level terendah dalam 2,5 tahun.
Kesepakatan kedua perusahaan menunggu persetujuan otoritas. Selain itu, kesepakatan ini juga menjadi contoh terbaru dari konsolidasi di sektor agribisnis dan kimia.
Mengutip dari Reuters, Analis Equinet Marietta Miemitz menuturkan, utang perseroan masih dapat dikelola setelah ada utang baru untuk melakukan aksi merger itu. Namun hal itu dapat membatasi kemampuan Bayer untuk investasi di bisnis kesehatan.
Menurut Dealogic, jika penawaran Bayer kepada Monsanto selesai dengan nilai US$ 122 per saham maka itu menjadi aksi merger terbesar di dunia sepanjang 2016. Sebelumnya Chem China mengumumkan penawaran untuk beli Syngenta senilai US$ 43 miliar pada Februari 2016. (Ahm/Ndw)
Advertisement