Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus level tertinggi sepanjang masa 5.910 pada Senin 3 Juli 2017. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia baik turut mendukung pergerakan IHSG.
Dalam laporan PT Bahana Sekuritas, yang dikutip Rabu (5/7/2017), PT Bahana Sekuritas memperkirakan IHSG ke level 6.300. Setelah bulan lalu lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's menaikkan rating Indonesia ke investment grade disusul kemudian Moody's meningkatkan peringkat bank di Indonesia menjadi positif.
Ditambah sentimen positif mewarnai pasar saham Indonesia usai libur Lebaran meski inflasi Juni melebihi perkiraan pasar. Tercatat inflasi Juni sebesar 0,69 persen.
Advertisement
Baca Juga
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun berkunjung ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal perdagangan usai libur Lebaran. Dalam kunjungannya ke bursa saham, Presiden Jokowi juga mendorong perusahaan Indonesia yang sudah mengembangkan sayap ke luar negeri juga mencatatkan saham di pasar saham Indonesia.
Pada saat sama, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo juga menekankan beberapa hal positif yang mendorong optimisme pasar. BI menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2017 lebih baik dibandingkan pencapaian kuartal I yang tumbuh 5,01 persen. Hal ini meski pun belanja pemerintah diperkirakan belum optimal karena ada libur Lebaran dan konsumsi masyarakat yang dipengaruhi oleh biaya keperluan anak sekolah pada Juli 2017.
Pemerintah pun merevisi target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menjadi 5,2 persen dari perkiraan sebelumnya 5,1 persen pada 2017.
PT Bahana Sekuritas masih meyakini PDB akan tumbuh 5,3 persen pada tahun ini, didukung oleh konsumsi masyarakat, investasi, ekspor, dan meningkat nya belanja pemerintah pada kuartal III dan IV.
Sementarara itu, angka inflasi setiap tahunnya terus menurun pada tahun ini. Bank sentral memperkirakan inflasi maksimal berada di level 5 persen.
Sedangkan tahun depan ditargetkan inflasi akan berada pada kisaran 2,5 persen - 4,5 persen, bulan lalu karena faktor musiman Lebaran, inflasi naik menjadi 4,37 persen secara tahunan terutama karena naiknya ongkos transportasi dan harga pakaian saat Idul Fitri.
PT Bahana Sekuritas menilai dengan perbaikan infrastruktur dan didukung oleh program pemerintah mengendalikan harga bahan makanan, akan mampu menjaga stabilitas inflasi yang diperkirakan sepanjang 2017 akan berada pada kisaran 4,4 persen.
Sejalan dengan perbaikan ekonomi dan telah berakhirnya kegaduhan politik, arus modal asing terus mengalir ke pasar keuangan Indonesia. Hal ini tercermin pada peningkatan cadangan devisa yang masih berlanjut sejak awal tahun hingga akhir Mei yang lalu telah mencapai US$ 124,95 miliar dari posisi Januari sebesar US$ 116,85 miliar.
Dengan berbagai data pendukung yang positif ini, PT Bahana Sekuritas merekomendasikan beli untuk sejumlah saham unggulan yakni Astra Internasional(ASII) dengan target harga Rp 10.000, Bank Mandiri dengan target harga Rp 15.000, Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan target harga Rp 8.000, semen Indonesia (SMGR) dengan target harga Rp 11.600, Bank CIMB Niaga (BNGA) dengan target harga Rp 1,500, Ciputra Development (CTRA) dengan target harga Rp 1.800, Mitra Adiperkasa (MAPI), dengan target harga Rp 8.300.
"Saham Jasa Marga dan Summarecon Agung kami keluarkan dari daftar 10 saham unggulan karena harga JSMR telah melampaui target harga yang kami perkiraankan sebelumnya. Sedangkan untuk sector properti, kami keluarkan Summarecon karena kurang nyaman nya kondisi persaingan dengan adanya kompetisi dari pemain China, "" Kepala Strategis dan Riset Bahana Sekuritas Harry Su.
Sebagai penggantinya, PT Bahana Sekuritas memasukkan saham PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) dengan target harga Rp 1.440 per lembar saham.