Bursa Asia Dibuka Melemah, tapi Tak Sedalam Wall Street

Indeks Nikkei 225 Jepang turun tipis 0,04 persen karena pelemahan saham-saham dari produsen mobil.

oleh Arthur Gideon diperbarui 31 Jan 2018, 08:41 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2018, 08:41 WIB
Wanita-Wanita Cantik Berkimono Hiasi Pembukaan Bursa Saham Tokyo
Sejumlah wanita mengenakan busana kimono berpose setelah pembukaan pasar saham untuk tahun ini di Bursa Saham Tokyo, Jepang (4/1). Mereka hadir sebagai bagian dari upacara pembukaan bursa saham yang digelar setiap awal tahun. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Namun pelemahan ini tidak sebesar yang dibukukan oleh bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street.

Mengutip CNBC, Rabu (31/1/2018), Indeks Nikkei 225 Jepang turun tipis 0,04 persen karena pelemahan saham-saham dari produsen mobil. Saham keuangan dan juga manufaktur juga tertekan.

Sedangkan untuk sektor teknologi diperdagangkan beragam. Sony menguat 0,85 persen dan SoftBank turun 0,44 persen di awal sesi.

Di Korea Selatan, Indeks Kospi dibuka mendatar. Beberapa saham di sektor teknologi diperdagangkan di wilayah positif.

Saham Samsung Electronics melonjak 3,86 persen setelah perusahaan tersebut mengumumkan laba kuartal keempat yang berada di atas ekspektasi investor.

Laba Samsung Electronics pada kuartal keempat naik 64,3 persen dibanding satu tahun lalu menjadi 15,2 triliun won.

Sahamteknologi lainnya yaitu SK Hynix naik tipis 0,14 persen. Berbeda, untuk LG Display diperdagangkan turun 0,46 persen.

Sayangnya, saham sektor keuangan dan saham sektor energi tak mampu mengikuti gerak sektor teknologi.

Di Australia, S&P/ASX 200 turun tipis 0,17 persen yang terdorong oleh pelemahan saham-saham di sektor energi karena pelemahan harga minyak.

Santos turun 1,74 persen dan Beach Energy turun 5,17 persen.

Tak berbeda jaug, sektor keuangan diperdagangkan lebih rendah 0,18 persen dan sektor industri dasar turun 0,48 persen.

Pada perdagangan hari ini, investor saham akan mengamati pidato dari Presiden AS Donald Trump.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Wall Street Tertekan

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Wall Street terjatuh berturut-turut dalam dua hari pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Dow Jones mencatatkan penurunan dua hari terbesar sejak September 2016.

Pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini karena tekanan dari saham-saham di sektor kesehatan dan kenaikan imbal hasil obligasi.

Mengutip Reuters, Rabu (31/1/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 362,59 poin atau 1,37 persen menjadi 26.076,89. Untuk S&P 500 kehilangan 31,1 poin atau 1,09 persen menjadi 2.822,43.

Sedangkan Nasdaq Composite turun 64,02 poin atau 0,86 persen menjadi 7.402,48.

Dow Jones mengaolami penurunan presentase harian terbesar sejak Mei 2017 dan penurunan 1,37 persen pada perdagangan har ini merupakan penurunan satu hari terbesar kedua sejak pemilihan Presiden AS yang dimenangkan oleh Donald Trump.

Hasil obligasi pemerintah AS naik ke level tertinggi setelah mulainya pertemuan dua hari Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang akan menjelaskan mengenai kenaikan prospek ekonomi dan tingkat suku bunga Bank Sentral.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya