Perusahaan Rilis Pendapatan Dorong Bursa Asia Menguat

Adapun indeks Nikkei Jepang menguat 0,2 persen, meski ekspor Jepang tengah berjuang seiring penguatan Yen.

oleh Nurmayanti diperbarui 29 Jan 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2018, 09:00 WIB
Bursa Saham Asia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia memperpanjang kenaikannya pada awal pekan ini, di tengah meningkatnya pendapatan perusahaan dan penguatan pertumbuhan ekonomi global.

Melansir laman Reuters, Senin (29/1 /2018), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang bertambah 0,19 persen pada awal perdagangan. Ini mendekati kenaikan 12 kali berturut-turut, yang mencapai hampir 8 persen pada tahun ini.

Adapun indeks Nikkei Jepang menguat 0,2 persen, meski ekspor Jepang tengah berjuang seiring penguatan Yen.

Sementara indeks Hong Kong menjadi pemain terbaik tahun ini dengan kenaikan hampir 11 persen, diikuti Shanghai blue chip yang meraih penguatan hampir 9 persen.

Wall Street juga mulai membaik. Tercatat pada pekan lalu, Dow naik 2,08 persen, S&P menguat 2,22 persen dan Nasdaq bertambah 2,31 persen.

Pertumbuhan pendapatan kuartalan diprediksi membuat indeks S&P 500  mencapai 13,2 persen, menurut data Thomson Reuters.  Angka ini naik dari 12 persen di awal tahun. Dari 133 perusahaan yang telah memberikan laporannnya, hampir 80 persen mengalahkan perkiraan.

Adapun imbal hasil obligasi dua tahun Amerika Serikat (AS) telah meningkat ke posisi tertinggi sejak 2008. Ini bisa kembali terpengaruh kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada Maret. Rencananya Bank Sentral AS akan kembali menggelar pertemuan pada hari Rabu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Mata Uang

Pada hari ini, mata uang euro stabil di posisi US$ 1,2425, usai mencapai puncak tiga tahun di US$ 1,2538 pada pekan lalu. Dolar juga menyentuh level tertinggi dalam empat bulan terhadap yen di posisi 108,28, dan berakhir di posisi 108,54.

Adapun Dolar berada mendekati level terendah sejak akhir 2014 di posisi 89.053 terhadap mata uang utama lainnya.

Dolar menghadapi sekumpulan data ekonomi AS yang rencananya keluar pada minggu ini, termasuk rilis mengenai inflasi, manufaktur dan gaji.

Penurunan mata uang tersebut telah menjadi anugerah bagi banyak komoditas dengan emas, yang diperdagangkan terakhir di posisi US$1.352,27 per ounce.

Sementara harga minyak mencapai level tertinggi dalam tiga tahun. Di mana, harga minyak mentah Brent bertahan di atas US$ 70 menjadi US$ 70,42 per barel. Sementara kontrak minyak mentah AS naik 5 sen menjadi US$ 66,19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya