Bursa Saham Asia Kembali Perkasa Imbas Wall Street

Bursa saham Asia kembali menguat mengikut wall street yang berbalik arah ke zona hijau.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Feb 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2018, 08:45 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat pada awal perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu didorong bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street berbalik arah ke zona hijau.

Analis menilai, aksi jual mulai tertahan sehingga volatilitas sedikit mereda. Akan tetapi, prospek pengetatan moneter di seluruh dunia masih menjadi tantangan bursa saham untuk jangka panjang.

"Perubahan stimulus dengan cara lebih terukur masih masuk akal. Meski belum siap untuk kejutan berikutnya. Dengan tingkat kenaikan suku bunga di negara Atlantic dalam beberapa bulan mendatang, kemungkinan ada kekhawatiran lebih lanjut," tulis Analis AMP Capital, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (7/2/2018).

Pada awal perdagangan di bursa saham Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,5 persen usai turun tajam. Pada perdagangan saham kemarin, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 3,5 persen, dan penurunan terbesar sejak Agustus 2015.

Indeks saham Australia reli 1,1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 2,9 persen.Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,62 persen yang didorong sektor saham teknologi.

Bursa saham Asia menguat ini mendapatkan sentimen positif dari wall street. Indeks saham Dow Jones naik 2,33 persen. Sementara itu, indeks saham S&P 500 menguat 1,74 persen dan indeks saham Nasdaq bertambah 2,13 persen.

Selain itu, imbal hasil surat berharga AS untuk tenor 10 tahun berada di posisi 2,65 persen, kemudian kembali naik ke posisi 2,8 persen. Dengan imbal hasil obligasi berbalik arah membuat risiko kembali muncul sehingga dapat dorong aksi jual.

Di pasar uang, dolar AS menguat terhadap yen di posisi 109,50. Euro relatif stabil di kisaran US$ 1,2377. Indeks dolar AS menguat terhadap mata uang asing lainnya dengan naik 0,13 persen ke posisi 89,67.

Harga emas turun berada di posisi US$ 1.325,90 per ounce usai sentuh level terendah US$ 1.319. Sedangkan harga minyak untuk pengiriman April naik 47 sen menjadi US$ 63,58. Harga minyak Brent melemah 40 sen ke posisi US$ 67,22 per barel.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Wall Street Menguat

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sebelumnya, Wall Street mampu menguat kembali pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) usai mengalami tekanan yang cukup dalam pada perdagangan sebelumnya.

Mengutip Reuters, Rabu 7 Februari 2018, Dow Jones Industrial Average naik 567,02 poin atau 2,33 persen menjadi 24.912,77. Untuk indeks acuan S&P 500 naik 46,2 poin atau 1,74 persen menjadi 2.695,14.

Sedangkan Nasdaq Composite bertambah 148,36 poin atau 2,13 persen menjadi 7.115,88. Sektor teknologi dan barang konsumsi menjadi sektor yang memiliki kinerja sangat baik pada perdagangan selasa. Sedangkan properti menjadi sektor yang tertekan dan satu-satunya sektor yang berada di zona merah dalam indeks S&P 500.

"Wall Street mampu kembali menguat meskipun mengalami tekanan yang cukup dalam dalam beberapa hari terakhir karena adanya sentimen dari ekonomi global," jelas analis BNY Mellon Investment Management, New York, Alicia Levine.

Pelemahan yang cukup tajam pada perdagangan sebelumnya memang sudah cukup lama dinanti oleh investor karena bursa saham Amerika Serikat (AS) ini terus mencetak rekor tertinggi.

Kenaikan Wall Street ini diharapkan bisa berlangsung dengan tenang atau lebih stabil melihat kenaikan sebelumnya yang volatilitasnya cukup tinggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya