Ikuti Bursa Global Positif, IHSG Naik 47 Poin

10 sektor saham menghijau mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada awal perdagangan saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Feb 2018, 09:13 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2018, 09:13 WIB
IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,33% atau 18,94 poin ke level 5.693,39, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada awal perdagangan saham. IHSG mengikuti gerak bursa saham global yang positif usai alami penurunan tajam.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (7/2/2018), IHSG naik 47,02 poin atau 0,73 persen ke posisi 6.525,56. Indeks saham LQ45 menguat 1,08 persen. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

IHSG pun bergerak perkasa pada pembukaan pukul 09.00. IHSG menguat 80,08 poin atau 1,24 persen ke posisi 6.558,62. Indeks saham LQ45 naik 1,53 persen.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.565,50 dan terendah 6.525,56. Ada sebanyak 176 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 11 saham melemah dan 48 saham diam di tempat.

Total transaksi perdagangan saham sekitar 19.570 kali dengan volume perdagangan 500,9 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 444,3 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 21,58 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.530.

Secara sektoral, 10 sektor saham menguat dengan sektor saham industri dasar memimpin penguatan terbesar. Sektor saham industri dasar naik 1,73 persen, disusul sektor saham tambang menguat 1,65 persen dan sektor saham konstruksi mendaki 1,56 persen.

Saham-saham catatkan top gainers antara lain saham LEAD naik 5,79 persen ke posisi Rp 128, saham IKAI melonjak 4,92 persen ke posisi Rp 192, dan saham GJTL menanjak 4,64 persen ke posisi Rp 790 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ESTI turun 6,19 persen ke posisi Rp 91, saham MDKA merosot 2,93 persen ke posisi Rp 2.320 per saham, dan saham SMBR susut 1,9 persen ke posisi Rp 3.100 per saham.

Bursa Asia pun kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 2,79 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,19 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 3,13 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Kemudian indeks saham Shanghai naik 1,3 persen, indeks saham Singapura menguat 0,95 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 2,74 persen.

Analis PT Equator Swarna Sekuritas David Sutyanto menuturkan, IHSG berpotensi menguat ikuti bursa saham global. Sentimen positif dapat diperoleh dari rilis laporan keuangan. Selain itu, korektasi tajam selama dua hari juga dimanfaatkan pelaku pasar untuk buru saham yang koreksi tajam. "IHSG akan bergerak di kisaran 6.440-6.570," ujar David.

PT Ashmore Asset Management mengatakan, koreksi tajam IHSG pada perdagangan saham kemarin didorong sektor saham yang kompak tertekan. Selain itu, sentimen permintaan batu bara Indonesia cenderung melampui permintaan. Ini mendorong ekspor naik pada 2018.

Konsumsi batu bara domestik diperkirakan naik menjadi 115 juta. Sementara itu, IMF melihat positifnya prospek Indonesia yang didukung permintaan domestik yang kuat. Pertumbuhan PDB diproyeksikan menjadi 5,6 persen dalam jangka menengah. Inflasi diperkirakan tetap 3,5 persen seiring harga pangan stabil dan inflasi terjaga.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Bursa Asia Kembali Perkasa

Pembukaan-Saham
Pekerja mengamati layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa saham Asia menguat pada awal perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu didorong bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street berbalik arah ke zona hijau.

Analis menilai, aksi jual mulai tertahan sehingga volatilitas sedikit mereda. Akan tetapi, prospek pengetatan moneter di seluruh dunia masih menjadi tantangan bursa saham untuk jangka panjang.

"Perubahan stimulus dengan cara lebih terukur masih masuk akal. Meski belum siap untuk kejutan berikutnya. Dengan tingkat kenaikan suku bunga di negara Atlantic dalam beberapa bulan mendatang, kemungkinan ada kekhawatiran lebih lanjut," tulis Analis AMP Capital, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (7/2/2018).

Pada awal perdagangan di bursa saham Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,5 persen usai turun tajam. Pada perdagangan saham kemarin, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 3,5 persen, dan penurunan terbesar sejak Agustus 2015.

Indeks saham Australia reli 1,1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 2,9 persen.Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,62 persen yang didorong sektor saham teknologi.

Bursa saham Asia menguat ini mendapatkan sentimen positif dari wall street. Indeks saham Dow Jones naik 2,33 persen. Sementara itu, indeks saham S&P 500 menguat 1,74 persen dan indeks saham Nasdaq bertambah 2,13 persen.

Selain itu, imbal hasil surat berharga AS untuk tenor 10 tahun berada di posisi 2,65 persen, kemudian kembali naik ke posisi 2,8 persen. Dengan imbal hasil obligasi berbalik arah membuat risiko kembali muncul sehingga dapat dorong aksi jual.

Di pasar uang, dolar AS menguat terhadap yen di posisi 109,50. Euro relatif stabil di kisaran US$ 1,2377. Indeks dolar AS menguat terhadap mata uang asing lainnya dengan naik 0,13 persen ke posisi 89,67.

Harga emas turun berada di posisi US$ 1.325,90 per ounce usai sentuh level terendah US$ 1.319. Sedangkan harga minyak untuk pengiriman April naik 47 sen menjadi US$ 63,58. Harga minyak Brent melemah 40 sen ke posisi US$ 67,22 per barel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya