Saham Kapitalisasi Besar Rontok di Awal Pekan

Saham-saham berkapitalisasi besar rontok pada perdagangan saham awal pekan ini.Terutama didorong saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Mei 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2018, 17:30 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham berkapitalisasi besar rontok pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah.

Berdasarkan data RTI, IHSG turun 49,45 poin atau 0,86 persen ke posisi 5.733,85. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,3 persen ke posisi 906,90. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Investor asing jual saham Rp 999,96 miliar di pasar regular. 

Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, penurunan IHSG tersebut juga didorong saham-saham perbankan terutama saham kapitalisasi besar.

"IHSG konsolidasi di tengah tekanan beberapa saham bank," ujar William lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Senin (21/5/2018).

Saham-saham kapitalisasi besar alami tekanan di awal pekan. Salah satunya yang dialami saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Saham bank berkode emiten BBRI ini merosot 6,12 persen ke posisi Rp 2.760 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 24.805 kali. Investor asing pun banyak lepas saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Tercatat investor asing jual saham Rp 534,77 miliar.

Pada awal pekan ini, saham kapitalisasi besar lainnya yang tertekan yaitu saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Saham SMGR melemah 4,02 persen ke posisi Rp 8.350 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 2.878 kali. Namun investor asing cenderung beli saham PT Semen Indonesia Tbk yang mencapai Rp 4,91 miliar.

Selanjutnya, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 3,63 persen ke posisi Rp 7.300 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 4.105 kali. Investor asing pun jual saham BBNI mencapai Rp 43,55 miliar.

Lalu saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) susut 2,27 persen ke posisi Rp 1.935 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.763 kali. Di seluruh pasar, investor asing jual saham PGAS mencapai Rp 33,72 miliar.

Diikuti saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) susut 2,23 persen ke posisi Rp 3.500 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 2.850 kali.  Investor asing jual saham HMSP mencapai Rp 20,43 miliar.

Kemudian saham kapitalisasi besar lainnya yang tertekan yaitu saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Saham berkode TLKM itu tergelincir 2,01 persen ke posisi Rp 3.420 per saham. Tota frekuensi perdagangan saham sekitar 5.515 kali. Investor asing pun lepas saham TLKM mencapai Rp 8,68 miliar di seluruh pasar.

Selanjutnya, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) merosot 1,84 persen ke posisi Rp 6.675 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.993 kali. Tercatat aksi beli investor asing di saham PT Bank Mandiri Tbk mencapai Rp  47,31 miliar.

 

IHSG Merosot 49,45 Poin

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal pekan ini. Aksi jual investor asing dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat tembus 14.000 mempengaruhi IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin 21 Mei 2018, IHSG melemah 49,45 poin atau 0,86 persen ke posisi 5.733,85. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,3 persen ke posisi 906,90. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.786,39 dan terendah 5.719,47. Sebanyak 217 saham melemah sehingga menekan IHSG. 127 saham diam di tempat. 151 saham menguat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 362.556 kali dengan volume perdagangan 8,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,3 triliun. Investor asing jual saham Rp 932,67 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.178.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 2,26 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang naik 1,14 persen dan sektor saham aneka industri menguat 0,19 persen.

Sektor saham keuangan melemah 1,88 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 1,5 persen dan sektor saham barang konsumsi melemah 0,71 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MITI naik 20,24 persen ke posisi Rp 101 per saham, saham WOOD menguat 17,97 persen ke posisi Rp 545 per saham, dan saham ERAA mendaki 9,3 persen ke posisi Rp 2.350 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham IKAI merosot 11,68 persen ke posisi Rp 446 per saham, saham ESSA susut 9,42 persen ke posisi Rp 250 per saham, dan saham BBRI turun 6,12 persen ke posisi Rp 2.760 per saham.

Bursa saham Asia pun sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,60 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,20 persen, indkes saham Jepang Nikkei mendaki 0,31 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand naik 0,70 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,64 persen, indeks saham Singapura menguat 0,54 persen, dan indeks saham Taiwan menanjak 1,25 persen, dan catatkan penguatan terbesar di bursa Asia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya