Jumlah Pengangguran di AS Meningkat, Bursa Saham AS Terkoreksi

Saham AS turun pada hari Kamis karena Wall Street imbas dari data klaim pengangguran mingguan terbaru dan meningkatnya ketegangan antara China dan AS.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Mei 2020, 06:45 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2020, 06:45 WIB
saham-wall-street-131104d.jpg
Wall street

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham AS turun pada hari Kamis karena Wall Street imbas dari data klaim pengangguran mingguan terbaru dan meningkatnya ketegangan antara China dan AS.

DIkutip dari laman CNBC, Jumat (22/5/2020), Dow Jones Industrial Average ditutup 101,78 poin lebih rendah, atau 0,4 persen, pada 24.474,12. S&P 500 turun 0,8 persen menjadi 2.948,51 sementara Nasdaq Composite turun hampir 1 persen menjadi 9.284,88.

Saham Amazon turun 2,1 persen setelah mencapai rekor tertinggi di awal sesi. Netflix ditutup 2,6 persen lebih rendah sementara Alphabet dan Apple masing-masing turun 0,2 persen dan 0,8 persen.

"Data ekonomi hari ini masih menunjukkan pasar tenaga kerja terus menderita dalam waktu dekat," kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors.

"Anda mengombinasikannya dengan meningkatnya ketegangan AS-Cina yang minggu lalu sebenanrya cukup baik, dan itulah resep Anda untuk pasar merana hari ini," tambahnya.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis 2,4 juta orang lagi mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu. Laporan Kamis membuat jumlah pengajuan total selama pandemi menjadi lebih dari 38 juta. Jumlah klaim berkelanjutan berada di 25,07 juta, level tertinggi dalam catatan.

Yang pasti, angka-angka terbaru menunjukkan laju pengajuan baru telah menurun dari minggu-minggu sebelumnya.

"Meskipun jumlah klaim pengangguran baru terus mereda, kenaikan tajam dalam klaim yang berlanjut minggu sebelumnya menggambarkan bahwa pelonggaran penguncian di banyak negara belum menghasilkan pekerjaan bagi mereka yang saat ini PHK sementara," kata Paul Ashworth, kepala ekonom saham AS di Capital Economics, dalam sebuah catatan.

"Ada sedikit bukti bahwa pembukaan kembali ekonomi, sampai saat ini, telah membawa sejumlah orang kembali bekerja," tambahnya.

 

Ketegangan AS-China

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Ketegangan yang meningkat antara China dan AS menambah sentimen pasar pada hari Kamis. Pada hari Rabu, Senat mengeluarkan undang-undang yang dapat melarang perusahaan China seperti Alibaba dan Baidu agar tidak terdaftar di bursa AS.

Langkah itu disahkan setelah Presiden Donald Trump mengatakan dalam sebuah tweet bahwa ketidakmampuan China dalam mencegah virus corona menyebabkan pembunuhan massal di seluruh dunia ini. Hal ini menyebabkan saham Alibaba turun 2,1 persen persen dan JD.com turun 3,2 persen.

Meskipun hari Kamis mengalami penurunan, rata-rata utama semuanya naik setidaknya 2,96 persen untuk minggu ini, sebagian besar berkat upaya negara untuk mengingatkan untuk tetap di rumah dan mulai mengangkat pembatasan pada bisnis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya