Investor Cermati Perkembangan Kasus COVID-19, Bursa Saham Asia Bervariasi

Bursa saham Asia bergerak variasi seiring investor mencermati perkembangan kasus COVID-19.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jan 2021, 08:29 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2021, 08:29 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bergerak beragam pada perdagangan Rabu pagi (13/1/2021) seiring investor mengamati perkembangan kasus COVID-19.

Di Jepang, indeks saham Nikkei naik 0,1 persen, sedangkan indeks saham Topix melemah 0,1 persen. Pemerintah Jepang akan memperluas keadaan darurat ke lebih banyak daerah pada Rabu pekan ini.

Hal itu terjadi setelah Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga baru-baru ini mengumumkan keadaan darurat di Tokyo dan tiga daerah lainnya. Hal ini untuk membendung peningkatan kasus COVID-19.

Di Korea Selatan, indeks saham Kospi menguat 0,22 persen, indeks saham Australia melemah 0,2 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik menguat 0,16 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Rabu (13/1/2021).

Di wall street, indeks Dow Jones Industrial Average naik 60 poin dan ditutup pada 31.068,69. Nasdaq Composite mengakhiri hari perdagangannya dengan mencatatkan kenaikan 0,3 persen pada 13.072,43. Indeks saham S&P 500 naik sebagian pada menjadi 3.801,19.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Dibayangi Imbal Hasil Obligasi

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pergerakan indeks saham di Amerika Serikat terjadi karena imbal hasil pada benchmark Treasury 10 tahun yang diperdagangkan secara singkat di 1,187 persen, ini merupakan level tertinggi sejak Maret. 

Investor juga akan mengamati perkembangan dari Washington. DPR AS akan mendorong upaya untuk menggulingkan Presiden Donald Trump dari jabatannya karena menghasut serangan massa di Capitol minggu lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya