Tower Bersama Infrastructure Bakal Terbitkan Surat Utang Setara Rp 12,69 Triliun

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan memakai dana notes untuk kelompok entitas anak melalui pinjaman antar perusahaan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 25 Agu 2021, 08:09 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2021, 08:09 WIB
20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Indonesia menargetkan menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia tenggara tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menerbitkan surat utang atau notes sebesar USD 900 juta atau sekitar Rp 12,69 triliun (memakai kurs tengah Bank Indonesia pada 31 Desember 2020 sebesar Rp 14.105).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (25/8/2021), perseroan akan menerbitkan surat utang itu dalam satu tahun atau dalam 12 bulan sejak diperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). PT Tower Bersama Infrastructure Tbk akan gelar RUPSLB pada 30 September 2021.

Notes itu akan ditawarkan secara terbatas kepada pembeli awal yang akan diumumkan melalui situs web perseroan dan BEI. Setelah penerbitkan, notes akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura. 

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk akan memakai dana notes untuk kelompok entitas anak melalui pinjaman antar perusahaan. Hal ini untuk melunasi kewajiban utang yang jatuh tempo dan pembayaran dipercepat atas pinjaman.

"Di mana perjanjian-perjanjian pinjaman tersebut tidak melarang adanya pembayaran dipercepat atau membiayai rencana ekspansi usaha pada masa yang akan datang dan menunjang kebutuhan pendaan perseroan dan kelompok entitas anak,” tulis perseroan.

Adapun jumlah notes yang diterbitkan itu mencapai 136,4 persen dari nilai ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020. Nilai rencana transaksi itu melebihi 50 persen dari nilai ekuitas perseroan dengan demikian perseroan memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari RUPSLB.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Alasan Penerbitan Notes

20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Pemerintah akan terus mendorong perluasan akses digital di masyarakat di pelosok Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jatuh tempo pembayaran utang pokok paling lama 10 tahun sejak masing-masing notes diterbitkan. Bunga notes tersebut maksimal enam persen per tahun dengan bunga tetap untuk per masing-masing notes yang diterbitkan. Jatuh tempo pembayaran bunga setiap enam bulan atau periode lain yang disetujui oleh para pihak.

"Penetapan bunga maksimal enam persen didasarkan dari berlakunya tingkat suku bunga di pasar yang merupakan beban bunga yang masih dapat mendukung kegiatan operasional perseroan,” tulis perseroan.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk menyatakan memerlukan pendanaan sehingga memerlukan perluasan dan diversifikasi basis kreditur sehingga perseroan memiliki akses yang semakin luas untuk mengumpulkan pendanaan dalam mendukung pertumbuhan kelompok usaha perseroan ke depan.

Dengan penerbitan notes itu, persroan menyatakan akan mendapatkan efisiensi dengan melunasi utang yang diterima perseroan dan kelompok entitas anak.

“Akan membuat likuiditas perseroan menjadi lebih baik mengingat notes yang akan diterbitkan oleh perseroan memiliki jatuh tempo pada akhir periode notes,” tulis perseroan.

Rencana Pemakaian Notes

Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Petugas PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melakukan perawatan rutin tower di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT TBIG memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Adapun jika tidak ada utang yang akan dilunasi, perseroan akan memakai notes untuk membiaya rencana ekspansi usaha baik organik dan non-organik.

Ekspansi yang akan dilakukan menyediakan skema layanan build to suit dan collocation. Hal itu meliputi perencanaan jaringan, akuisisi lahan dan izin, desain infrastruktur dna konstruksi.

Selain itu, instalasi jaringan dan manajemen proyek untuk tower telekomunikasi, program perluasan dan penggelaran jaringan, pengoperasian dan pemeliharaan site selama masa penyewaan infrastruktur.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 24 Agustus 2021, saham TBIG turun 3,42 persen ke posisi Rp 3.110 per saham. Saham TBIG berada di level tertinggi Rp 3.250 dan terendah Rp 3.060 per saham. Total volume perdagangan 30.520.400 dengan nilai transaksi Rp 95,5 miliar. Total frekuensi perdagangan 5.811 kali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya