Liputan6.com, Jakarta - PT Sicepat Ekspres Indonesia menambah kepemilikan saham di PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX). Penambahan kepemilikan saham bertujuan untuk investasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Budiasto Kusuma melalui keterbukaan informasinya kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Jumat (24/09/21).
SiCepat membeli sebanyak 5.000.000 saham DMMX seharga Rp 2.830 per saham. Total nilai transaksi mencapai Rp 14,15 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Dengan pembelian saham ini, kepemilikan saham SiCepat Ekspres bertambah menjadi 441.955.300 lembar atau setara 5,75 persen dari total saham DMMX. Sebelumnya Sicepat memilki 436.955.300 lembar atau setara 5,68 persen dari total saham DMMX.
Pembelian saham ini dilakukan pada 22 September 2021. Namun, tidak dijelaskan dari mana SiCepat Ekspres membeli saham DMMX tersebut. "Kepemilikan Sicepat atas saham DMMX merupakan kepemilikan langsung," kata Budi.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemegang Saham
Berdasarkan data BEI, sebelum transaksi ini, saham DMMX sebelumnya dimiliki oleh PT NFC Indonesia Tbk sebesar 27,65 persen, PT Jaya Distribusi Ritel sebesar 21,08 persen, dan PT Soteria Wicaksana Investama sebesar 10,23 persen. Pemegang saham DMMX lainnya meliputi Bank of Singapore Ltd (5,6 persen), SiCepat Express Indonesia (5,68 persen), dan saham treasury 5,63 persen.
Selanjutnya Komisaris perseroan Suryandi Jahja memiliki 0,13 persen. Sementara dua direksi perseroan yaitu Budiasto Kusuma dan Supardi Tan memilki masing-masing 0,03 persen saham DMMX. Sisanya 23,99 persen merupakan saham publik.
Pada saat transaksi ini berlangsung pada 22 September 2021, saham DMMX ditutup di Rp 2.800 per saham, lebih rendah dibanding harga seminggu terakhir saham DMMX yang biasanya mencapai lebih dari Rp 3,000. Per 23 September 2021, harga saham DMMX kembali turun ke Rp 2.750 per saham.
Bursa Efek mencatat, penurunan harga saham dibarengi dengan peningkatan frekuensi dan volume transaksi saham.
Â
Reporter: Elizabeth Brahmana
Advertisement