Bursa Saham Asia Semringah Tertular Penguatan Wall Street

Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Rabu, 6 Oktober 2021 yang didorong penguatan wall street.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Okt 2021, 08:13 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2021, 08:13 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu pagi (6/10/2021) seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang kembali menguat.

Di Jepang, indeks Nikkei naik 0,85 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix menanjak 0,92 persen. Indeks Korea Selatan Kospi bertambah 0,71 persen. Indeks Australia ASX 200 menguat 0,2 persen.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,12 persen. Bursa saham China masih libur. Demikian mengutip laman CNBC, Rabu pekan ini.

Di wall street, indeks Dow Jones melompat 311,75 poin ke posisi 34.314,67. Indeks S&P 500 bertambah 1,05 persen menjadi 4.345,72. Indeks Nasdaq bertambah 1,25 persen menjadi 14.433,83.

Wall street cenderung melemah pekan ini meski Selasa catat penguatan. Indeks dolar AS berada di posisi 93,98, dari posisi sebelumnya 93,9.

Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 111,53 per dolar AS. Harga minyak cenderung naik pada jam perdagangan di Asia.

Harga minyak Brent berjangka naik 0,16 persen menjadi USD 82,69 per barel. Harga minyak berjangka AS menguat 0,2 persen menjadi USD 79,09 per barel.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Teknologi Angkat Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melambung pada perdagangan Selasa, 5 Oktober 2021 setelah saham teknologi melemah pada perdagangan kemarin.

Pada penutupan wall street, indeks Dow Jones naik 311,75 poin atau 0,92 persen ke posisi 34.314,67. Indeks S&P 500 mendaki 1,05 persen menjadi 4.345,72. Indeks Nasdaq bertambah 1,25 persen menjadi 14.433,83. Rata-rata indeks utama tersebut masih turun pada pekan ini.

Saham-saham teknologi berkapitalisasi besar berada di zona hijau. Saham Netflix naik 5,2 persen, saham Amazon menguat 1 persen, saham Apple menanjak 1,4 persen dan saham Alphabet menguat 1,8 persen.

Saham Facebook menguat dua persen setelah turun lima persen pada Senin, 4 Oktober 2021. Saham Facebook sebelumnya tergelincir karena klaim pelapor dan layanan down.

Saham energi menguat seiring harga minyak terus naik. Harga minyak AS mencapai USD 79 per barel pada Selasa, 5 Oktober 2021 sebelum menetap ke posisi USD 78,93. Saham Chevron naik 1 persen dan Enphase Energy mendaki 1,6 persen.

Saham terkait pemulihan ekonomi antara lain jalur pelayaran, maskapai, ritel dan bank juga menguat. Saham Norwegian Cruise Line naik lebih dari 1 persen. Saham Goldman Sachs menguat 3,1 persen dan Wells Fargo bertambah dua persen.

Sementara itu, pasar telah terbagi akhir-akhir ini dengan saham berkaitan pemulihan ekonomi dan teknologi kapitalisasi besar. Dua sektor itu menikmati keuntungan pada Selasa pekan ini.

Sentimen positif seputar pemulihan ekonomi berasal dari laporan the Institute for Supply Management Services PMI untuk September naik menjaid 61,9 dari 61,7 pada Agustus.

“Peningkatan kecil dalam tingkat ekspansi pada September melanjutkan periode pertumbuhan yang kuat saat ini untuk sektor jasa. Namun, tantangan berkelanjutan dengan sumber daya tenaga kerja, logistik dan material mempengaruhi kelangsungan pasokan,” ujar ISM dalam rilisnya dikutip dari CNBC, Rabu 6 Oktober 2021.

Teknologi telah menjadi sektor dengan kinerja terburuk pada bulan lalu seiring lonjakan yang menyebabkan investor keluar dari saham bervaluasi tinggi karena kenaikan suku bunga dapat membuat keuntungannya terlihat kurang menarik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya