Liputan6.com, Jakarta - Saham pengembang China Evergrande naik 4 persen pada awal perdagangan Senin, 25 Oktober 2021. Saham China Evergrande Group menguat setelah perseroan mengatakan mulai melanjutkan pekerjaan pada lebih dari 10 proyek di enam kota termasuk Shenzhen.
Pengumuman pada Minggu, 24 Oktober 2021 disampaikan sebagai gelagat pencegahan default atau gagal bayar setelah sukses membayar kupon obligasi minggu lalu dan berusaha menenangkan kekhawatiran terkait utang Evergrande.
Evergrande memiliki total utang sebanyak USD 300 miliar atau Rp 4.253, 1 triliun (estimasi kurs Rp 14.117 per dolar AS). Evergrande dilaporkan telah melewatkan beberapa pembayaran obligasi luar negeri. Sementara itu, ada yang memiliki masa tenggang 30 hari.
Advertisement
Baca Juga
Di sisi lain, Perusahaan masih menutup informasi berapa banyak yang dihentikan pengerjaannya. Dari jumlah proyek 1.300 proyek real estat.
Pada Selasa, 31 Agustus 2021, pengembang mengatakan beberapa proyek disetop. Penyebab penghentian karena keterlambatan pembayaran kepada pemasok dan konraktor. Perusahaan pun sedang bernegoisasi untuk melanjutkan kembali pembangunan.
Perusahaan properti menyampaikan terkait upaya menjamin konstruksi dapat menopang kepercayaan pasar. Evergrande membuktikan dengan memajang foto para pekerja konstruksi di berbagai proyek. Ini lengkap dengan cap resmi, waktu dan tanggal.
Pengembang terbesar di China menjanjikan kepada pembeli, pembangunan rumah meraka akan segera diselesaikan. Evergrande pun menyampaikan proyek salah satu stadion sepak bola terbesar di dunia (berada di Guangzhou) berjalan sesuai harapan.
Minggu lalu, Evergrande memutuskan untuk membayar bunga senilai USD 83,5 juta atau Rp 1,18 triliun pada detik terakhir jatuh tempo pada Sabtu, 23 Oktober 2021. Pergulatan krisis utang ini membayangi China, ekonomi berpengaruh kedua global itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berdampak terhadap Sektor Properti
Kondisi ini menyulut tekanan pada bisnis inti Evergrande. Pada Jumat, 22 Oktober 2021, pengembang properti berencana memberikan prioritas pada bisnis kendaraan di atas real estat.
Situasi kesengsaraan evergrande bergema di seluruh sektor properti China. Perusahaan menyumbang sebesar USD 5 trilun (atau Rp 70.886.2 triliun) setara seperempat produk domestik bruto (PDB) China.
Dengan serangkaian pengumuman default berimbas pada penurunan peringkat dan merosotnya obligasi korporasi. Krisis utangnya turut diawasi keuangan global yang khawatir akan penularan yang meluas.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement