Tender Offer 10,97 Persen Saham TBIG, Bagaimana Nasib Kepemilikan Saratoga?

Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd, yang semula bernama Provident Consolidated Holdings Pte Ltd melakukan penawaran tender sukarela maksimal 2,48 miliar saham.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Mei 2022, 21:25 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2022, 21:25 WIB
Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Petugas PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melakukan perawatan rutin tower di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT TBIG memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd atau disebut BDIA akan melakukan penawaran tender sukarela atau tender offer atas saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd, yang semula bernama Provident Consolidated Holdings Pte Ltd melakukan penawaran tender sukarela sebanyak-banyaknya 2.484.796.875 saham TBIG. Jumlah saham itu setara 10,97 persen dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam TBIG.

"Jadi maksimal 10 persen. Apabila permintaannya lebih dari 10 persen maka alokasi akan dilakukan secara proporsional,” kata Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman dalam paparan publik perseroan, Senin (23/5/2022).

Berdasarkan laporan registrasi daftar pemegang efek per 20 April 2022, Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd tercatat genggam 62,38 persen atau sekitar 14,13 miliar lembar saham TBIG.

Sementara PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) melalui PT Wahana Anugerah Sejahtera (WAS) memiliki 9,26 persen atau 2 miliar saham TBIG.

Sayangnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk belum bisa memastikan apakah akan ada perubahan kepemilikan pemegang saham pengendali atau tidak usai aksi tersebut.

"Saat ini Provident dan Saratoga masih sebagai pengendali. Kami belum menerima kabar apapun bahwa pemegang saham pengendali akan berganti. Setahu manajemen sampai saat ini seperti itu,” kata Helmy.

Adapun harga penawaran tender sukarela itu Rp 3.200 per saham. Dengan demikian, nilai penawaran tender itu maksimal Rp 7,91 triliun. Periode penawaran tender sukarela ini akan dimulai pada 22 Juni 2022 pukul 09.00 WIB dan ditutup pada 22 Juli 2022 pukul 15.15 WIB. Dalam pelaksanaan penawaran tender ini telah ditunjuk perusahaan PT Indo Premier Sekuritas.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Siapkan Belanja Modal Rp 3 Triliun pada 2022

Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Sebuah tower terlihat di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 3 triliun pada 2022. 

Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman mengatakan, belanja modal akan dialokasikan untuk pertumbuhan organik perseroan.

"Capex yang kita anggarkan untuk 2022 berkisar Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun. Alokasi kami akan fokuskan pada pertumbuhan organik,” kata Helmy dalam paparan publik perseroan, Senin (23/5/2022).

Adapun pertumbuhan organik yang dimaksud terdiri dari pembangunan menara baru maupun berdasarkan pesanan dari operator. Belanja modal tahun ini juga akan dialokasikan untuk kolokasi dan fiber optik.

"Jadi tiga hal itu yang jadi mayoritas spending capex kita di 2022," imbuhnya.

Adapun untuk ekspansi organik, perseran menargetkan penambahan atau pembangunan 3.500 tenan. Rinciannya, 1.200 merupakan tower baru dan sisanya 2.300 merupakan kolokasi. Saat ini perseroan telah memiliki sekitar 40 ribu tower. Sementara kontribusi dari penambahan tenan baru maupun kolokasi terhadap pendapatan perseroan akan bergantung pada waktu realisasi tower-tower tersebut.

"Saat ini kita memiliki sekitar 40.000 tenan. Dengan penambahan 3.500 tenan itu setara kurang lebih 8-9 persen penambahan teman kami. Tapi impact terhadap pendapatan tergantung pada tenan-tenan tersebut kami dapatkan. Apakah awal tahun, tengah tahun, atau akhir tahun," beber Helmy.

Meski begitu, perseroan juga bernita menjajal ekspansi secara anorganik melalui akuisisi. "Untuk anorganik sepanjang ada target dengan valuasi yang menurut kami visible dan baik maka kami akan berminat. Tapi kita sangat disiplin dalam melakukan akuisisi,” imbuhnya memungkasi.

Tebar Dividen 2021

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berencana membagikan dividen tunai sebesar Rp 800 miliar. Dividen tersebut setara 52 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021.

"Kita akan membagikan dividen atas hasil laba bersih 2021 jumahnya Rp 800 miliar dengan pay out ratio sekitar 52 persen, atau Rp 36 per lembar saham,” ungkap Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman dalam paparan publik perseroan, Senin, 23 Mei 2022.

Adapun penggunaan sebagian laba tahun buku 2021 sebagai dividen telah disetujui pemegang saham dalam RUPS perseroan hari ini. TBIG mencatatkan laba bersih Rp 1,55 triliun pada 2021. Naik 53,42 persen dibanding laba bersih perseroan di 2020 yang sebesar Rp 1,00 triliun.

Kenaikan laba bersih tersebut dihasilkan dari pertumbuhan pendapatan Tower Bersama Infrastructure sebesar 15,99 persen menjadi sebesar Rp 6,18 triliun pada 2021 dari sebelumnya sebesar Rp 5,33 triliun pada 2020.

Pendapatan Tower Bersama terbesar berasal dari sewa menara dari pihak ketiga yaitu dari PT Telekomunikasi Selular sebesar Rp 2,20 triliun, dan dari PT Indosat Tbk sebesar Rp 1,33 triliun. Sisanya dari PT XL Axiata Tbk sebesar Rp 975,93 miliar, PT Hutchison 3 Indonesia sebesar Rp 916,26 miliar, PT Smartfren Telecom Tbk sebesar Rp 439,73 miliar dan PT Smart Telecom sebesar Rp 270,49 miliar. Selain itu, terdapat pendapatan dari sumber lainnya  sebesar Rp 48,61 miliar.

 

Gerak Saham TBIG

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Senin, 23 Mei 2022, saham TBIG naik 0,72 persen ke posisi Rp 2.790 per saham. Saham TBIG dibuka naik 30 poin ke posisi Rp 2.800 per saham. Saham TBIG berada di level tertinggi Rp 2.810 dan terendah Rp 2.750 per saham. Total frekuensi 8.156 kali dengan volume perdagangan 500.107 saham. Nilai transaksi Rp 138,6 miliar.

Penguatan saham TBIG tersebut terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang alami koreksi. IHSG merosot 1,12 persen ke posisi 6.840,77. Indeks LQ45 tergelincir 1,24 persen ke posisi 1.002,56. Seluruh indeks acuan kompak melemah.

Pada awal pekan ini. IHSG berada di level tertinggi 6.972,18 dan terendah 6.802,71. Sebanyak 243 saham menguat dan 281 saham melemah. 164 saham diam di tempat.

Sepanjang 2022, saham TBIG melemah 6,10 persen ke posisi Rp 2.770 per saham. Saham TBIG berada di level tertinggi Rp 3.170 dan terendah Rp 2.670 per saham. Total volume perdagangan 17.648.749.272 saham dan nilai transaksi Rp 55,6 triliun. Total frekuensi perdagangan 352.121 kali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya