Profil Bank Jago, Pelopor Bank Digital di Indonesia Milik Jerry Ng

PT Bank Jago Tbk (ARTO) merupakan salah satu bank digital di Indonesia. Perusahaan ini dimiliki salah satu orang terkaya Indonesia, Jerry Ng. Saat ini, kapitalisasi pasar saham Bank Jago sebesar Rp 37,27 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Mar 2023, 12:29 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2023, 12:29 WIB
Bank Jago dikembangkan sebagai bank berbasis teknologi untuk nasabah segmen pasar Ritel, Usaha Kecil dan Menengah,  serta Mass Market. (Dok Bank Jago)
Bank Jago dikembangkan sebagai bank berbasis teknologi untuk nasabah segmen pasar Ritel, Usaha Kecil dan Menengah, serta Mass Market. (Dok Bank Jago)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Jago Tbk (ARTO) adalah sebuah bank digital yang berkantor pusat di Jakarta. Perusahaan ini dimiliki oleh salah satu orang terkaya di Indonesia yang merupakan veteran bankir, Jerry Ng.

Pada Desember 2022, Jerry Ng berada pada peringkat ke-35 sebagai orang terkaya RI versi Forbes dengan kekayaan mencapai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,42 triliun (kurs Rp 15.353 per USD). Bank Jago didirikan pada 1992 dengan nama PT Bank Artos Indonesia. Bank Artos awalnya dimiliki oleh keluarga Artos Hardy.

Mulanya, usaha Bank Artos berpusat di Bandung, Jawa Barat. Baru pada 1996, bank ini membuka kantor cabang di Jakarta. Pada 2016, perusahaan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten ARTO. Dalam rangka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), perseroan menerbitkan 241,25 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per lembar.

Harga pelaksanaan dipatok sebesar Rp 132 per saham. Dengan begitu, perseroan berhasil mengantongi Rp 31,85 miliar dari IPO. Pada 2019, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) milik Jerry Ng dan Wealth Track Technology Limited (WTT) milik Patrick Sugito Walujo, melakukan akuisisi saham PT Bank Artos Indonesia Tbk dengan total kepemilikan sebesar 51 persen, atau masing-masing 37,65 persen dan 13,35 persen.

Sehingga keduanya bersama-sama menjadi pengendali perusahaan ini. Pada 2020, Bank Artos melakukan Penawaran Umum Terbatas I atau rights issue) dan berhasil menghimpun modal inti bank menjadi Rp 1,3 triliun. Pada tahun yang sama, Bank Artos resmi berganti nama menjadi Bank Jago. Pada tahun ini pula, GoTO Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay) menjadi investor strategis non pengendali dengan porsi kepemilikan 22,16 persen.

 

Pemegang Saham Bank Jago

(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago
(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago

Pada Maret 2021, GIC ikut menjadi pemegang minoritas saham Bank Jago. Pada Juli 2021, perusahaan ini menjalin kemitraan strategis dengan PT Bibit Tumbuh Bersama.

Pada bulan yang sama, Bank Jago meluncurkan tahap awal dari integrasi dengan aplikasi Gojek, yakni Kantong Jago menjadi salah satu metode pembayaran non-tunai di aplikasi tersebut. Pada September 2021, Bank Jago meluncurkan Unit Usaha Syariah (UUS) untuk dapat melayani nasabahnya dengan prinsip syariah.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), susunan pemegang saham perusahaan saat ini didominasi oleh PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia dengan porsi 29,8 persen. Kemudiaan PT Dompet Karya Anak Bangsa 21,4 persen, Wealth Track Technology Limited 11,69 persen, GIC Private Limited 9,21 persen, dan sisanya 27,9 persen merupakan kepemilikan publik. Bank Jago mencetak laba bersih Rp 41 miliar pada kuartal III 2022, melonjak 224 persen dari posisi kuartal III 2021 yang tercatat rugi bersih Rp 33 miliar.

Pelopor bank digital di Indonesia ini meraih pendapatan bunga sebesar Rp 1,08 triliun pada Kuartal III-2021, meningkat 205 persen dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp 355 miliar. Pendapatan bunga ditopang oleh ekspansi kredit yang melesat 119 persen menjadi Rp 8,15 triliun dibandingkan setahun sebelumnya.

Di sisi lain, beban bunga tercatat mengalami pertumbuhan lebih rendah. Beban bunga naik 166 persen secara year on year menjadi Rp 101 miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp 38 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) menembus Rp 984 miliar atau tumbuh 210 persen secara yoy.

Kapitalisasi Pasar Saham

Pada perdagangan Selasa, 7 Maret 2023, sesi pertama, saham ARTO melemah 2,89 persen ke posisi Rp 2.690 per saham. Saham ARTO dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 2.780 per saham. Saham ARTO berada di level tertinggi Rp 2.800 dan terendah Rp 2.680 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.017 kali dengan volume perdagangan 192.985 saham. Nilai transaksi Rp 52,4 miliar. Kapitalisasi pasar saham yang terbentuk Rp 37,27 triliun.

Deposito Syariah Bank Jago Mulai Rp 1 Juta Aja

(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago
(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago

Sebelumnya, Unit Syariah Bank Jago Tbk (ARTO), Jago Syariah meluncurkan peroduk deposito berbasis aplikasi. Menariknya, deposito syariah ini dapat dimulai dengan nominal Rp 1 juta.

Bahkan saat kadaan darurat, nasabah dapat mencairkan deposito syariah tanpa kena penalti. Sebagai daya tarik lainnya, deposito syariah ini menawarkan nisbah bagi hasil kompetitif sebesar 16,21 persen dengan indicative rate 5 persen.

"Tapi sebenarnya yang kami mau tekankan bukan indicative rate, tapi keunggulan utamanya adalah dengan uang yang kecil kita sudah bisa  mulai investasi,” kata Head of Sharia Business Bank Jago, Waasi B. Sumintardja dalam Peluncuran Deposito Jago Syariah di Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Sebagai gambaran, Waasi menjelaskan seseorang idealnya memiliki dana darurat sebelum menapaki instrumen investai lain dengan toleransi risiko lebih tinggi. Namun, kenyataannya tidak semua orang memiliki banyak uang untuk membuka deposito awal dengan nominal rata-rata di kisaran Rp 5-10 juta. Atas kondisi tersebut, Bank Jago mencoba untuk akomodasi kebutuhan masyarakat yang memiliki dana minim.

 

 

Dana Darutat

Ilustrasi Bank Sentral
Ilustrasi Bank Sentral. Photo copyright by Freepik

"Supaya mereka bisa mulai punya dana darurat sebagai alat investasi di awal, kita kasih deposito mudarabah ini. Mulai dari Rp 1 juta bisa. Mau (tenor) satu bulan juga boleh, dan supaya kompetitif kita kasih indikatif rate yang lumayan,” imbuh Waasi.

Sebagai catatan, dengan produk deposito syariah ini, nasabah memiliki pilihan produk dan layanan syariah yang dapat disesuaikan dan dipersonalisasi dengan kebutuhan masing-masing nasabah. Merujuk hasil survei Jago Syariah terhadap sejumlah penggunanya terkait tujuan menyimpan uang di bank.

Hasilnya menunjukkan sebanyak 67 persen nasabah Jago Syariah menabung untuk dana darurat, sebanyak 57 persen untuk dana pendidikan anak dan 43 persen untuk persiapan pensiun. Dari survei tersebut, Jago Syariah menyadari tingginya kebutuhan nasabah akan produk simpanan berjangka dengan imbal hasil yang lebih baik, mudah dijangkau, diakses dan bisa dipantau setiap waktu.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya