Wall Street Kompak Melesat, Investor Tenang Usai Isu Silicon Valley Bank Teratasi

Wall street menguat pada perdagangan Selasa, 14 Maret 2023. Indeks Nasdaq catat penguatan terbesar dengan naik 2,14 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Mar 2023, 08:15 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2023, 08:15 WIB
Wall Street Kompak Menguat pada Selasa 14 Maret 2023
Wall street menguat pada perdagangan saham Selasa, 14 Maret 2023 waktu setempat. Indeks Nasdaq catat pengautan terbesar. (Dok Unsplash/ llyod blazek)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 14 Maret 2023. Wall street melesat seiring investor bertaruh risiko penularan setelah penutupan Silicon Valley Bank dan Signature Bank telah teratasi.

Dikutip dari CNBC, pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 336,26 poin atau 1,06 persen ke posisi 32.155,40 menghentikan penurunan beruntun dalam lima hari. Indeks S&P 500 bertambah 1,65 persen ke posisi 3.919,29. Indeks Nasdaq melesat 2,14 persen ke posisi 11.428,15.

Antusiasme investor membeli saham bank kehilangan tenaga pada perdagangan Selasa sore waktu setempat. Akan tetapi, banyak yang masih membukukan keuntungan, menandai pergantian dari aksi jual pada dua sesi yang dalam karena investor semakin yakin kalau sejumlah nama saham bank tidak akan alami nasib sama seperti Silicon Valley Bank dan Signature.

Pada Minggu,12 Maret 2023, regulator mengatakan membuat rencana untuk mendukung semua deposan di dua bank. The SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) ditutup naik 2 persen, dan mendapatkan kembali sejumlah kekuatan setelah turun 12 persen sehari sebelumnya. Saham First Republic Bank naik hampir 27 persen setelah ditutup turun hampir 62 persen pada Senin, 13 Maret 2023. Saham KeyCorp menguat hampir 7 persen setelah turun 27 persen.

Pelaku pasar melihat ke depan untuk apa selanjutnya untuk sektor perbankan sehubungan dengan gejolak baru-baru ini. Vice President of Portofolio Management Allianz Investment Management, Charlie Ripley menuturkan, pengumuman backstop mengubah sentimen atau menggeser gelombang hingga batas tertentu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


11 Sektor Saham Menguat

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

"Ini dimulai dengan reaksi spontan, dan kemudian butuh beberapa waktu untuk menggali detail dan memahami risiko sebenarnya dan memahami di mana eksposur yang sebenarnya,” kata dia.

11 sektor saham di S&P 500 reli pada perdagangan Selasa pekan ini. Namun, saham melemah pada perdagangan Selasa sore karena investor merespons berita tentang jet tempur Rusia yang menjatuhkan pesawat tak berawak Amerika Serikat di Laut Hitam. Pelaku pasar juga fokus pada data inflasi AS terbaru.

Indeks harga konsumen naik 0,4 persen pada Februari 2022 sesuai perkiraan konsensus ekonom yang disurvei Dow Jones. Kenaikan tahunan 6 persen juga sejalan dengan harapan ekonom.

Apa yang disebut inflasi yang hilangkan harga makanan dan energi yang tidak stabi, tumbuh dari bulan sebelumnya sedikit lebih tinggi dari perkiraan 0,5 persen. Sedangkan kenaikan dari tahun ke tahun sebesar 5,5 persen sejalan dengan apa yang diperkirakan.

“Ini adalah reli yang melegakan, kami akan menyebutnya. Mengingat tidak ada kejutan besar dalam CPI dan kemudian hanya kurang kejutan dalam semalam. Pasar menyambut itu," ujar Kepala LPL Financial, Adam Turnquist.


Penutupan Wall Street 13 Maret 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Senin, 13 Maret 2023. Indeks Dow Jones melemah di tengah rencana untuk mendukung semua deposan di Silicon Valley Bank yang gagal bersama dengan tindakan luar biasa lainnya, gagal dongkrak saham bank.

Dikutip dari CNBC, Selasa (14/3/2023), kerugian dapat diatasi seiring beberapa investor bertaruh guncangan keuangan dapat menyebabkan the Federal Reserve (the Fed) menghentikan kenaikan suku bunga.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 90,50 poin atau 0,28 persen ke posisi 31.819,14.  Indeks acuan tersebut membukukan penurunan hari kelima berturut-turut dan mampu mengurangi kerugian setelah  turun lebih dari 284 poin pada awal sesi perdagangan.

Indeks S&P 500 melemah 0,15 persen ke posisi 3.855,76 setelah merosot 1,37 persen pada satu titik. Indeks Nasdaq menguat 0,45 persen ke posisi 11.188,84.

Indeks volatilitas Cboe (VIX), indeks yang mengukur kekhawatiran investor mencapai level yang tidak terlihat sejak akhir 2022 dan mendekati wilayah yang dianggap sangat berisiko, naik hampir dua poin ke posisi 26,52. Sementara itu, imbal hasil treasury merosot pada Senin, 13 Maret 2023 sehingga membantu berikan dukungan pada saham.

Pernyataan bersama dari the Federal Reserve (the Fed), Departemen Keuangan dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mengatakan, semua deposan Silicon Valley Bank akan memiliki akses ke dananya mulai Senin, 14 Maret 2023. The Fed mengatakan sedang menciptakan Bank Term Funding Program yang bertujuan menjaga simpanan. Fasilitas ini akan menawarkan pinjaman hingga satu tahun ke depan kepada bank, asosiasi tabungan, credit unions dan institusi lainnya.

Saham bank juga tetap di bawah tekanan setelah penurunan pekan lalu. Saham JPMorgan Chase dan Citigroup melemah. Saham bank regional turun lebih banyak. Saham First Republic melemah lebih dari 61 persen, dan memimpin koreksi terbesar.

Namun, investor membeli saham teknologi yakni saham Apple dan saham defensif lainnya termasuk Johnson and Johnson dan Eli Lily.

 


Peluang Kenaikan Suku Bunga The Fed

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Pelaku pasar memperkirakan peluang sekitar 2:1 kalau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga pinjaman acuan sebesar 0,25 persen pada pertemuan 21-22 Maret 2023. Akan tetapi, pasar juga antisipasi kalau akhir tahun, bank sentral akan memangkas 0,75 persen, menurunkan suku bunga dalam kisaran target 4 persen-4,25 persen. Saat ini harga menunjukkan tingkat terminal 4,75 persen pada Mei.

Goldman Sachs melangkah lebih jauh lagi dengan menyebutkan tidak lagi mengharapkan the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan depan.

“Berita ini benar-benar merupakan kejutan dari deflasi yang harus dipertimbangkan oleh the Fed,” ujar President Bolvin Wealth Management Group, Gina Bolvin.

Indeks harga konsumen pada Februari 2023, data berikutnya yang akan dirilis yang dapat memberikan wawasan tentang jalur inflasi dijadwalkan rilis sebelum pasar dibuka pada Selasa, 14 Maret 2023 waktu setempat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya