Sentimen Keputusan Suku Bunga The Fed Bayangi IHSG Pekan Ini

Keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve terkait suku bunga akan membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Mei 2023, 11:10 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2023, 11:10 WIB
Sentimen The Fed Bayangi IHSG Pekan Ini
Hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve akan bayangi pasar saham pekan ini. (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed)  terkait keputusan suku bunga akan menjadi sentimen pekan ini.

Dikutip dari riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, Senin (1/5/2023), berdasarkan probalitas terbaru menunjukkan peluang 85,7 persen untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin ke kisaran 5 persen-5,25 persen. Saat ini suku bunga the Fed akan mencapai puncaknya pada pertemuan berikutnya.

“Suku bunga the Fed akan mulai turun pada September,” tulis Ashmore.

Adapun pekan ini, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor dua tahun mencatat koreksi besar dengan turun 16 basis poin (bps) menjadi 4,02 persen.

Angka ini juga lebih rendah 41 bps dari 2022 sebesar dengan imbal hasil 4,43 persen. Di sisi lain, di Indonesia, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor dua tahun turun 6 basis poin pada pekan lalu menjadi 6,21 persen, tetapi 13 basis poin lebih tinggi dari hasil akhir 2022 sebesar 6,08 persen.

“Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor dua tahun berada dalam tren turun sejak puncaknya pada Maret 2023. Melihat puncak suku bunga diharapkan segera tiba, ini mungkin menunjukkan saat yang tepat untuk berinvestasi dalam obligasi dan dapat memberikan peluang investasi untuk saham dari segi valuasi,”tulis Ashmore.

Sementara itu dari pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat ke posisi 6.918 pada pekan lalu. IHSG menguat terdorong sektor saham transportasi dan logistik, serta sektor konsumer nonsiklikal yang masing-masing berkontribusi 4,51 persen dan 2,78 persen.

Pada pekan lalu, pasar melihat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari yang diharapkan, menambah sentimen negatif di AS bersama dengan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan terlihat awal bulan ini.

Namun, bursa saham Amerika Serikat menguat tajam sejak Januari 2023 setelah perusahaan teknologi Meta dan Amazon merilis laba yang kuat. Sentimen itu mendorong kenaikan indeks S&P 500 sebesar 2 persen dan indeks Nasdaq 100 bertambah 2,8 persen sehingga memberikan tingkat kelegaan bagi pasar AS.

Kinerja IHSG pada 26-28 April 2023

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kinerja mingguan yang positif pada 26-28 April 2023. Hal ini juga diikuti transaksi harian saham yang melonjak usai libur Lebaran Idul Fitri 2023.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (29/4/2023), IHSG menguat 1,38 persen ke posisi 6.915,71 pada pekan ini dari pekan lalu di posisi 6.821,80.

Kapitalisasi pasar bursa juga melonjak 1,21 persen menjadi Rp 9.790,23 triliun. Kapitalisasi pasar itu meningkat sekitar Rp 118 triliun dari pekan lalu Rp 9.672,91 triliun.

BEI mencatat kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa yang melonjak 33,12 persen menjadi Rp 13,26 triliun dari pekan lalu Rp 9,96 triliun.

Rata-rata volume transaksi harian bursa melonjak 26,09 persen menjadi 15,66 miliar saham dari 12,42 miliar saham pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian melonjak 24,85 persen menjadi 1.343.327 dari 1.075.980 transaksi dari pekan sebelumnya.

 

 

 

 

Total Emisi Obligasi

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada pekan ini, BEI mencatat satu pencatatan obligasi. Pada Rabu, 24 April 2023, obligasi berkelanjutan II Bussan Auto Finance Tahap III 2023 yang diterbitkan oleh PT Bussan Auto Finance untuk dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai nominal Rp 1,24 triliun.

Hasil pemeringkatan obligasi ini dari PT Fitch Rating Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) masing-masing idAAA dan AAA (idn). Adapun yang bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 adalah 31 emisi dari 27 emiten senilai Rp 34,48 triliun. Dengan pencatatan ini, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 524 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 446,67 triliun dan USD 47,5 juta, diterbitkan 128 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 193 seri dengan nilai nominal Rp 5.537,63 triliun dan USD 486,1 juta. EBA sebanyak 8 emisi senilai Rp 3,1 triliun.

 

Sentimen Global dan Prediksi IHSG

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat 1,42 persen didorong sejumlah sentimen. Pertama, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Kedua, aliran dana investor asing yang masuk ke pasar modal Indonesia mencapai Rp 4,01 triliun. Ketiga, rilis kinerja emiten pada kuartal I 2023 diikuti musim pembagian dividen.

“Keempat dengan adanya libur Lebaran kemarin juga diharapkan akan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.

Sentimen Global dan Prediksi IHSG

Ia mengatakan, dari global, sebetulnya investor masing cenderung wait and see akan ada FOMC Meeting yang akan dilangsungkan pada awal Mei, meski rilis data produk domestik bruto (PBD) Amerika Serikat bertumbuh dan klaim pengangguran turun.

“Untuk sepekan ke depan kami perkirakan masih dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas dunia serta FOMC Meeting, dan untuk IHSG sepekan kami perkirakan cenderung konsolidasi dengan pergerakan Selasa akan cenderung koreksi terlebih dahulu,” kata dia.

Untuk rentang pergerakan IHSG, pihaknya perkirakan akan menguji 6.855-6.893 dengan resist 6.971 dan support 6.833.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya