Wall Street Beragam Setelah AS Cegah Penutupan Pemerintahan

Wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 2 Oktober 2023 meski pemerintahan Amerika Serikat dapat terhindar dari penutupan atau shutdown.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Okt 2023, 06:44 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2023, 06:43 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada penutupan perdagangan saham Senin, 2 Oktober 2023.(AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada penutupan perdagangan saham Senin, 2 Oktober 2023. Indeks Dow Jones susut pada awal pekan meski legislator AS berhasil mencapai kesepakatan jangka pendek yang mencegah penutupan pemerintah atau government shutdown.

Dikutip dari CNBC, Selasa (3/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 74,15 poin atau 0,22 persen ke posisi 33.433,35. Indeks S&P 500 menguat tipis 0,01 persen ke posisi 4.288,39. Indeks Nasdaq bertambah 0,67 persen ke posisi 13.307,77, dan mencatat kenaikan dalam empat hari berturut-turut.

Indeks Russell 2000 yang fokus pada perusahaan kecil melemah 1,6 persen. Sepanjang 2023, indeks Russell 2000 melemah 0,3 persen. Hal ini menandai pertama kalinya indeks berubah menjadi negatif pada 2023. Ini menekankan ada masalah di antara saham kapitalisasi kecil.

Indeks Russell 2000 sering dianggap sebagai wawasan yang lebih baik mengenai kesehatan perekonomian yang lebih luas karena fokus pada usaha kecil.

Di sisi lain, indeks saham S&P 500 cenderung melemah pada awal pekan ini. Indeks S&P 500 susut 0,6 persen. Saham NextEra memimpin koreksi dengan turun hampir 10 persen. Diikuti Kellanova dan AES. Dua saham itu merosot lebih dari 6 persen.

Sementara itu, saham Amazon, Apple, Meta dan Alphabet bertambah lebih dari 1 persen. Saham Discover Financial mencatat performa terbaik di S&P 500 dengan naik lebih dari 5 persen. Saham Discover Financial ditutup naik 4,8 persen, dan jadi top gainers.  Saham produsen perangkat medis Insulet bertambah 3,5 persen. Sedangkan saham produsen chip Nvidia naik hampir 3 persen.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pasar Tak Peduli

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Pergerakan wall street terjadi di tengah kenaikan imbal hasil obligasi. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai 4,7 persen ke level tertingginya, menandai level tertinggi sejak Oktober 2007.

Sektor saham teknologi, komunikasi dan konsumen merupakan sektor saham yang positif. Sektor saham layanan komunikasi bertambah 1,5 persen. Sementara itu, sektor saham jasa komunikasi naik 1,5 persen. Sedangkan sektor saham teknologi bertambah 1,3 persen. Sektor saham konsumsi naik 0,3 persen.

Senat mengeluarkan resolusi lanjutan hanya dengan waktu beberapa jam sebelum batas waktu tengah malam pada Sabtu, 30 September 2023 yang kemudian ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden menjadi undang-undang.

Rancangan Undang-Undang (RUU) ini membuat pemerintah tetap terbuka hingga pertengahan November, sebuah periode panjang yang dapat digunakan oleh anggota parlemen untuk menyelesaikan undang-undang pendanaan.

Senior Investment Strategist Charles Schwab, Kevin Gordon menilai, secara historis, pasar tidak peduli terhadap penutupan pemerintahan. Ia mencatat kinerja rata-rata S&P 500 dari awal hingga akhir penutupan pada dasarnya mendatar pada masa lalu.

“Saya pikir kondisi yang kita hadapi dan di sekitar jauh lebih penting. Jadi, saat kita memasuki akhir tahun, jika kita tidak melihat ada perbaikan di bidang utama perekonomian, seperti perumahan dan manufaktur, jika kita mulai melihat  lebih banyak kesenjangan dalam hal tenaga kerja, saya pikir hal tersebut akan berdampak pada pasti akan menjadi hal yang lebih penting dari pada sekadar penutupan itu,” ujar Gordon.


Penutupan Wall Street pada 29 September 2023

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan  Jumat, 29 September 2023. Investor mengamati perkembangan terbaru tentang potensi penutupan pemerintah atau shutdown dan mengakhiri bulan yang sulit untuk saham.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (30/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 158,84 poin atau 0,47 persen ke posisi 33.507,50. Koreksi saham di indeks Dow Jones dipimpin perusahaan travel. Indeks S&P 500 tergelincir 0,27 persen ke posisi 4.288,05. Indeks Nasdaq naik tipis 0,14 persen ke posisi 13.219,32.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat seiring pelaku pasar menyambut baik data yang menunjukkan inflasi yang mungkin mereda. Di wall street, indeks Dow Jones sempat naik 227 poin atau 0,7 persen. Sedangkan indeks S&P 500 bertambah 0,8 persen. Indeks Nasdaq menguat 1,4 persen ke posisi terbaiknya pada sesi ini.

Pembacaan terbaru indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau personal consumption expenditures (PCE) yang merupakan metrik inflasi pilihan the Federal Reserve (the Fed) dirilis pada Jumat pagi ini. PCE inti yang tidak mencakup harga pangan dan energi berfluktuatif naik 0,1 persen pada Agustus dan 3,9 persen setiap tahun.

 


Kekhawatiran Investor

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Ekonom yang disurvei oleh indeks Dow Jones prediksi PCE inti akan naik 0,2 persen secara bulanan dan 3,9 persen dari tahun ke tahun.

Namun, kekhawatiran investor mengenai potensi penutupan pemerintah membebani pasar pada sesi perdagangan. Pemimpin Partai Republik di DPR gagal meloloskan Rancangan Undang-Undang Belanja jangka pendek pada Jumat pekan ini sehingga memperkuat kekhawatiran anggota parlemen the Federal tidak akan mencapai kesepakatan tepat waktu.

“Pasar juga perlu menghadapi kemungkinan penutupan pemerintah,” ujar Portfolio Manager Commonwealth Financial Network, Chris Fasciano seperti dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, berapa lama hal ini berlangsung dan bagaimana dampaknya terhadap data ekonomi jangka pendek, kepercayaan konsumen, dan suku bunga akan menjadi topik utama yang harus diperhatikan investor.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya