Liputan6.com, Jakarta - Surabaya, Jawa Timur mencatat tambahan kasus positif sebanyak 63 orang pada Minggu, 20 September 2020. Total kasus positif COVID-19 di Surabaya mencapai 13.590.
Sementara itu, pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 150 orang menjadi 11.670 orang. Di satu sisi, pasien meninggal karena COVID-19 bertambah lima orang menjadi 1.018 orang. Kasus aktif COVID-19 sebanyak 902 orang.
Seiring masih terjadi pandemi, Pemerintah Kota Surabaya berupaya menekan COVID-19. Sejumlah langkah dan upaya dilakukan Pemkot Surabaya. Salah satu dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) dengan blusukan ke pasar, gang, perumahan untuk sosialisasi patuh menggunakan masker dan menjaga jarak mulai dari Surabaya Barat hingga Utara.
Advertisement
Baca Juga
Hal itu dilakukan Risma saat akhir pekan. Pada 30 Agustus 2020, Risma didampingi beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD), petugas linmas, satpol PP hingga jajaran kepolisian keliling pasar dan gang di Surabaya Barat.
Saat blusukan, Risma biasa memakai sepeda motor yang dibonceng oleh ajudannya sambil berbekal megaphone. Selain itu, ia bersama rombongan sosialisasi di Pasar Gresik PPI hingga Pasar Tambak Mayor Baru.
"Ayo dipakai maskernya, yang jualan itu harus pakai masker supaya tidak nulari. Masih ribuan yang dirawat di rumah sakit, tolong jangan ditambah lagi,” ujar Risma.
Selain itu, ia juga sosialisasi di perumahan Pondok Benowo dan Griya Benowo Indah. “Saya Risma, Wali Kota Surabaya. Tolong dipakai maskernya Bu, saya tidak ingin panjenengan semua sakit. Masih banyak yang dirawat di rumah sakit, ayo pakai maskernya dan jaga jaraknya,” tutur dia.
Pemkot Surabaya juga menggelar operasi yustisi protokol COVID-19. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Kepolisian dan TNI menggelar operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) patuh masker pada Senin, 14 September 2020.
Selain sosialisasi sambil blusukan, berikut sejumlah langkah dan upaya mencegah penyebaran COVID-19 di Surabaya yang dirangkum dari berbagai sumber, ditulis Senin (21/9/2020):
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
1.Pemkot Surabaya Bakal Terapkan Tes COVID-19 bagi Pendatang
Pemkot Surabaya berencana menerapkan kebijakan uji seka atau tes usap PCR COVID-19 kepada tamu yang menginap di Surabaya, Jawa Timur. Tujuannya, untuk mencegah gelombang kedua COVID-19.
“Saya ada rapat dengan kecamatan, warga yang baru datang harus diakukan apa, bisa rapid tes atau swab rutin di beberapa tempat, jadi kami arahkan tamu yang menginap harus uji seka dulu,” ujar Wali Kota Risma, seperti yang dikutip dari Antara, Kamis, 10 September 2020.
Menurut Risma, kondisi Kota Surabaya saat ini sudah lebih baik. Angka kesembuhan (harian) rata-rata jauh lebih tinggi dari angka positif COVID-19.
Advertisement
2.Cegah Penyebaran COVID-19 di Komunitas
Tingkat kesembuhan di Surabaya, Jawa Timur meningkat. Pada 20 September 2020, pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 150 orang menjadi 11.670 orang. Risma pun selalu mengingatkan agar tidak ceroboh dan tetap disiplin terapkan prokol kesehatan ketat.
Sebelumnya pada Kamis, 10 September 2020, Risma mengingatkan situasi ini harus dijaga agar tidak terjadi gelombang kedua. Kebijakan pengawasan protokol kesehatan diprioritaskan untuk komunitas kecil seperti rumah makan, warung kopi dan sejenisnya. Sebab, tenaga kelurahan serta Babinkamtibmas dan Babinsa sangat terbatas untuk mengawasi komunitas besar.
Risma telah meminta lurah dan camat terus komunikasi dengan Babinsa, Babinkamtibmas, Polsek, Koramil untuk bergerak menjaga protokol di komunitas kecil seperti di perumahan warung, toko, mal, pasar tersebut.
3. Warga dari Luar Kota Selama Sepekan saat Masuk Surabaya Wajib Tes COVID-19
Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya berupaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Salah satunya dengan menerapkan kewajiban tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19 bagi pendatang yang masuk Surabaya, Jawa Timur.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Irvan Widyanto menuturkan, hal tersebut juga berlaku bagi warga Surabaya yang ke luar kota selama tujuh hari berturut-turut.
Penerapan tes usap COVID-19 sebagai upaya Pemkot Surabaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dan memberikan perlindungan terhadap warga.
Irvan menegaskan, tes usap COVID-19 itu untuk keselamatan dan kesehatan masyarakat. Pihaknya juga berupaya agar kondisi Surabaya lebih baik sehingga penyebaran COVID-19 dapat dicegah. Apalagi menurut Irvan, Surabaya sudah zona oranye dalam peta risiko COVID-19.
"Masuk pulang ke Surabaya mohon swab dulu. Ini semata-mata untuk melindungi keluarga, teman, lingkungan di Surabaya,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat Sabtu, 12 September 2020.
Irvan menuturkan, mekanisme bagi pendatang yang menginap di Surabaya akan diminta hasil tes PCR COVID-19 oleh RT. "Iya benar, melalui satgas kampung wani," tutur dia.
Advertisement
4. Tes COVID-19 di Labkesda (I)
Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Surabaya yang berada di Jalan Gayungsari nomor 124 diresmikan pada Selasa, 15 September 2020.
Laboratorium yang difungsikan untuk pemeriksaan spesimen itu dapat dimanfaatkan oleh warga Surabaya secara gratis. Meski demikian, ada mekanisme dan persyaratan yang harus dilengkapi sebelum memanfaatkan layanan swab di laboratorium itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, layanan swab atau usap di Labkesda ini gratis khusus bagi warga Surabaya. Misalnya warga tersebut merupakan sopir atau pengusaha yang telah beraktivitas selama 7 hari di luar kota. Sebelum pulang ke rumah dan bertemu keluarga, ia bisa langsung datang ke Labkesda untuk melakukan swab.
"Warga Surabaya yang baru tiba dari luar daerah dia bisa langsung datang ke Labkesda," kata Febria di Balai Kota Surabaya, Rabu, 16 September 2020.
Sementara bagi warga luar daerah, kata Febria, dapat memanfaatkan layanan Labkesda itu dengan membayar Rp 125 ribu.
Tentunya, warga luar daerah yang ingin memanfaatkan layanan itu harus melampirkan surat keterangan domisili ia tinggal di Surabaya beserta tujuannya.
"Kemudian kalau hanya menginap di hotel, maka dia harus menunjukkan reservasi menginap di hotel," kata Febria.
Ketentuan Tes COVID-19 di Labkesda
Febria menambahkan, setiap ada warga luar daerah yang tinggal di Surabaya akan diawasi oleh RT/RW beserta kelurahan dan kecamatan setempat. Termasuk jika warga luar daerah itu datang ke Surabaya bertujuan untuk berkunjung ke rumah saudara.
"Kalau tinggal di Surabaya kurang dari tiga hari maka tidak perlu (swab). Karena persyaratannya memang minimal tiga hari," ujar dia.
Feny - sapaan lekat Febria Rachmanita menyatakan, selain menyedian layanan swab di Labkesda Surabaya, pihaknya setiap hari juga menggelar swab massal di Gelora Pancasila, Gelanggang Remaja beserta lokasi-lokasi lain. Terutama di lokasi yang ditemukan adanya kasus Covid-19.
"Di semua rusun akan kita swab penghuninya termasuk di pasar-pasar juga. Jadi ada yang mobile juga, karena kita sudah punya mobile PCR yang bisa melakukan tes swab dan mendatangi warga," ujar dia.
Akan tetapi, Feny mengatakan, layanan usap ini juga dapat dimanfaatkan warga Surabaya melalui Puskesmas terdekat, khususnya bagi mereka yang memiliki suspect dan kotak erat dengan pasien Covid-19. Di sana, petugas puskesmas akan mengambil spesimen pasien untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan di Labkesda Surabaya.
"Kalau jam kerja sebaiknya mendaftar lewat puskesmas. Supaya tidak menumpuk di satu tempat. Apalagi kalau kontak erat, puskesmas juga punya databasenya," pesan dia.
Ia menuturkan, layanan pemeriksaan swab atau tes usap di Labkesda ini merupakan salah satu bentuk perhatian Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terhadap kesehatan masyarakat. Sebab, kata Feny, Wali Kota Risma tak ingin ada lonjakan kasus Covid-19 hingga peningkatan kematian.
“Karena ibu wali kota melihat di beberapa daerah masih ada lonjakan kasus. Jadi hasil tracing dari teman-teman puskesmas banyak yang tertular dari saudaranya yang baru datang dari luar kota atau baru pulang dari luar kota,” pungkasnya.
Advertisement
5. Jemput Bola Tes Usap COVID-19 ke Rumah Warga
Wali Kota Tri Rismaharini (Risma) memerintahkan anak buahnya untuk jemput bola melakukan tes usap COVID-19 ke rumah-rumah warga yang menjalani rawat jalan di rumahnya, atau warga yang tidak mau datang ke Puskesmas untuk mengikuti tes usap COVID-19.
Risma mengatakan, pihaknya terus mengoptimalkan tes usap kepada warga. Bahkan, untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, pemkot melakukan jemput bola ke rumah-rumah warga yang menjalani rawat jalan atau isolasi mandiri di rumahnya.
"Ini tinggal sisa yang rawat mandiri di rumah itu 170 orang, kita tes swab semuanya, hari ini mudah-mudahan sudah bisa keluar hasilnya," kata Risma di rumah dinasnya, Sabtu, 19 September 2020.
6. Gelar Tes COVID-19 Dadakan (I)
Pemkot Surabaya juga menggelar razia protokol kesehatan bersama tim gabungan seperti kepolisian. Dalam razia protokol kesehatan juga dilakukan tes cepat COVID-19 secara dadakan terutama di wilayah yang ditemui banyak warga berkerumun dan nongkrong.
Langkah tersebut dilakukan di Kawasan Jalan Genteng Besar Surabaya. Petugas dari Dinas Kesehatan Surabaya bersama Satpol PP, dan Linmas pada Sabtu, 12 September 2020.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, para pedagang maupun pengunjung setelah mengikuti rapid test di tempat langsung mendapatkan surat keterangan. Jika hasil rapid test non reaktif mereka diperbolehkan meninggalkan lokasi.
"Namun kalau tidak ada surat keterangan itu tidak bisa meninggalkan area. Sedangkan yang reaktif akan diisolasi di hotel, kita kerjasama dengan 5 hotel untuk menampung yang reaktif dari rapid test," kata Febria saat ditemui di sela kegiatan, Sabtu, 12 September 2020.
Feny - sapaan lekat Febria Rachmanita juga memastikan, bahwa kegiatan seperti ini akan terus digelar secara berkala. Sementara untuk lokasinya, bakal dipilih secara acak. "Setiap (malam) minggu kita sidak, begitu ada kerumunan langsung kita periksa. Lokasinya bisa dua bisa juga tiga lokasi," kata Feny.
Advertisement
Tes Cepat COVID-19 Dadakan di Jembatan Suramadu
Selain itu, aksi tes cepat COVID-19 massal juga dilakukan di bawah Jembatan Suramadu sisi Surabaya pada Sabtu malam, 12 September 2020. Kegiatan itu dipimpin oleh Risma dan Kapolres Tanjung Perak Surabaya AKBP Ganis Setyaningrum.
Wali Kota Risma mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 saat ini belum pulih normal. Oleh karena itu, ia berharap kepada seluruh masyarakat bisa menahan diri tidak keluar rumah jika tidak terlalu penting. Apalagi, jika keluar rumah itu hanya untuk keperluan nongkrong dan kumpul-kumpul tanpa menerapkan physical distancing
"Karena itu kenapa saya terpaksa lakukan seperti ini di tempat-tempat tertentu. Kita juga tidak tahu, kondisinya masih pandemi, memang tatanan new normal, tapi kan kemudian warga juga bergerombol, dan itu bahaya sekali," kata dia saat ditemui di lokasi.
Tes Cepat COVID-19 Dadakan di Taman Apsari
Baru-baru ini Pemkot Surabaya juga gelar tes dadakan di Taman Apsari. Sedikitnya 19 dari 456 orang dinyatakan reaktif pada saat digelar tes cepat COVID-19 mendadak di Taman Apsari atau depan Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu malam, 19 September 2020.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita menuturkan, selama tiga setengah jam berada di area Taman Apsari itu, pihaknya berhasil rapid test atau tes cepat kepada 456 orang dengan rincian 355 orang adalah warga dengan KTP Surabaya dan 101 warga lainnya merupakan warga luar Surabaya.
"Untuk hasil keseluruhannya, 437 orang mendapatkan hasil non reaktif dan 19 orang lainnya reaktif," katanya, Minggu, 20 September 2020, dilansir dari Antara.
Advertisement