Harga Google Glass Harus Lebih Murah

Salah satu lambatnya adopsi Google Glass dilaporkan karena harga jual yang tinggi.

oleh Andina Librianty diperbarui 18 Nov 2014, 16:51 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2014, 16:51 WIB
Diane Von Furstenberg for Google Glass 0614
Foto: becauseiamfabulous.com

Liputan6.com, Jakarta Kacamata pintar Google Glass berhasil menarik perhatian ketika diperkenalkan pada tahun 2012, tapi kini popularitasnya dilaporkan menurun. Salah satu penyebab lambatnya adopsi Google Glass dilaporkan karena harga jual yang tinggi.

Google Glass memang dijual dengan harga mahal yaitu US$ 1.500 atau sekira Rp 18 juta. Pimpinan lab Google X yang memimpin pengembangan Google Glass, Astro Teller, secara tak langsung mengakui tingginya harga jual perangkat wearable tersebut.

Menurut Teller pemangkasan harga untuk produk high-end seperti Google Glass bisa membuat perbedaan besar dalam penetrasi pasar, tidak seperti perangkat wearable yang dijual seharga US$ 30-40. Dengan demikian, akan lebih banyak orang yang mempertimbangkan untuk menjadi pembeli.

"Setiap menurunkan harga, Anda kira-kira bisa mendapatkan 10 orang lebih banyak yang akan mempertimbangkan secara serius untuk membeli," jelas Teller seperti dilansir Business Insider, Selasa (18/11/2014).

Seperti diketahui sebelumnya, pesona Google Glass dilaporkan mulai memudar. Menurut catatan Reuters, dari 16 perusahaan yang membuat aplikasi Google Glass, sembilan di antaranya memutuskan mundur.

Pihak-pihak yang menyerah itu memiliki dua alasan. Pertama karena merasa bahwa konsumen tidak terlalu tertarik dengan Google Glass dan keterbatasan produk tersebut. (din/isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya