Liputan6.com, Jakarta - Facebook merupakan media sosial, perusahaan konglomerasi yang telah mengakuisisi sejumlah perusahaan seperti Instagram, WhatsApp, dan Oculus VR. Facebook juga bisa dibilang perusahaan hardware maupun software.
Untuk banyak orang, Facebook juga bisa dianggap perusahaan media sebab Facebook memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Namun, CEO Facebook Mark Zuckerberg tak mau perusahaannya disebut perusahaan media.
Baca Juga
Informasi yang dikutip Tekno Liputan6.com dari Business Insider, Jumat (2/9/2016), Zuck menyebut bahwa Facebook merupakan perusahaan teknologi.
"Kami perusahaan teknologi, kami bukan perusahaan media. Ketika kamu berpikir mengenai perusahaan media, mereka adalah yang menciptakan konten, meng-edit konten, dan itu jelas bukan Facebook," kata Zuckerberg.
Ia melanjutkan, Facebook merupakan perusahaan teknologi, sebab Facebook mengembangkan alat-alat, bukan menciptakan konten.
"Kami hadir untuk memberikan alat-alat yang menghadirkan pengalaman menghubungkan orang, bisnis, dan institusi di seluruh dunia. Sesuai keinginan kamu," imbuh pria 32 tahun itu.
Namun, kenyataannya langkah Facebook tak seperti yang diungkapkan Zuckerberg. Saat ini Facebook memiliki pengguna aktif 1,7 miliar di seluruh dunia yang sebagian besar mengakses berita dari jejaring sosial Facebook. Facebook merupakan referensi utama bagi seseorang untuk masuk ke sebuah laman berita.
Hingga Jumat lalu, Facebook juga mempekerjakan sebuah tim untuk mengkurasi dan mengatur seksi Trending Topic di Facebook. Tim tersebut jadi terdengar seperti tim redaksi. Bukan hanya itu saja, Facebook juga membuat penilaian redaksi mengenai jenis kekerasan seperti apa yang boleh ditampilkan di video Facebook.
Misalnya ketika Diamond Reynolds menanyakan Facebook Live, yakni livestreaming ketika dirinya menembak mati kekasihnya Philando Castile. Saat itu Facebook menghapus video tersebut, namun menayangkan kembali satu jam kemudian.
Facebook juga mendanai produser media seperti The New York Times, Buzzfeed, Vox, dan Business Insider untuk membuat sebuah konten yang ditayangkan pada layanan Facebook Live.
Ubah Tampilan News Feed
Jejaring sosial berusia 12 tahun itu juga mengubah sistem News Feed-nya dan membuatnya terlihat sebagai konten tradisional Facebook seperti foto bayi dan lain-lain.
Lantaran perubahan News Feed dan keengganan Facebook dianggap sebagai perusahaan media, ada banyak kekacauan yang ditimbulkan. Misalnya memberhentikan staf redaksi yang bekerja di balik Trending Topic. Bahkan, kesalahan pada Trending Topic di Facebook membuat pembawa berita Fox News Megyn Kelly diberhentikan.
Sebab, Trending Topic berjalan tanpa pengawasan editor sehingga tak ada yang memeriksa apakah informasi yang tersebar itu benar atau tidak.
Lalu, upaya Facebook memperbaikinya adalah dengan menghapus Trending Topic. Hal ini tentunya bukan gangguan besar bagi pengguna yang telah membacanya. Sebab, Facebook tak menganggap dirinya sebagai perusahaan media.
Sementara itu, Koresponden Senior CNN Brian Steller menyebutkan definisi perusahaan media. Menurutnya, perusahaan media adalah perusahaan yang menyajikan informasi kepada pengguna dan mendapatkan keuntungan dari menjual iklan.
Karenanya, berdasarkan definisi Steller, Facebook merupakan perusahaan media. "Facebook memang tak memproduksi informasi, namun mendistribusikannya dan mendapatkan keuntungan dari iklan," kata Steller.
(Tin/Ysl)
Advertisement