Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah peneliti dilaporkan telah berhasil menyaksikan terbentuknya lubang hitam (black hole) untuk pertama kali sepanjang sejarah.
Kelahiran lubang hitam itu tampak seperti objek misterius yang bersinar terang.
Dikutip dari The Independent, Rabu (23/1/2019), awalnya para peneliti mengamati ada anomali cahaya yang ada di luar angkasa sejak Juni tahun lalu.
Advertisement
Anomali bernama 'The Cow' itu diketahui dari muncul dan menghilang secara tiba-tiba.
Baca Juga
Kondisi itu sempat membuat bingung para peneliti. Namun dengan menggabungkan data dari sejumlah sumber, para ilmuwan akhirnya sependapat bahwa anomali ini merupakan peristiwa terbentuknya lubang hitam.
Menurut para peneliti, 'The Cow' merupakan momen saat sebuah bintang hancur menjadi objek lebih kecil dan membentuk lubang hitam atau bintang neutron.
Dengan temuan ini, para ilmuwan berencana untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Kami berpikir 'The Cow' merupakan momen terbentuknya lubang hitam atau bintang neutron. Kami tahu dari teori lubang hitam berasal dari bintang mati, tapi kami tidak pernah menyaksikannya saat setelah lahir," tutur ketua tim peneliti Raffaella Margutti.
Awalnya, para peneliti mengira bahwa cahaya terang itu berasal merupakan supernova atau kejadian matinya sebuah bintang. Namun setelah diamati, peristiwa itu berbeda dari biasanya.
Peristiwa kali ini mengeluarkan cahaya 100 kali lebih terang dari supernova biasa.
Selain itu, kilatan cahaya tersebut juga muncul dan menghilang lebih cepat, yakni dalam kurun waktu 16 hari.
Peristiwa ini juga dapat ditangkap dengan baik oleh para peneliti karena terjadi pada jarak yang relatif dekat. Margutti menuturkan, peristiwa terjadi pada jarak sekitar 200 juta tahun cahaya.
Bima Sakti Bakal Bertabrakan dengan Galaksi Tetangga, Apa Dampaknya?
Sebelumnya, galaksi tempat bernaungnya Bumi dan Tata Surya kita, yakni Bima Sakti, diprediksi bakal bertabrakan dengan galaksi tetangga yang bernama Large Magellanic Cloud atau Awan Magellan Besar.
Namun jangan dulu khawatir, pasalnya menurut riset yang dilakukan oleh Durham University, galaksi Awan Magellan kemungkinan akan menabrak Bima Sakti dalam dua miliar tahun lagi.
Mengutip laman Geek, Senin (7/1/2019), proses tabrakan kedua galaksi ini diprediksi 6 miliar tahun lebih cepat dibandingkan dengan tabrakan Bima Sakti dengan galaksi tetangga yang lainnya, yakni Andromeda.
Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Royal Astronomical Society, dampak dari tabrakan galaksi Bima Sakti dan Awan Magellan Besar membangunkan lubang hitam aktif milik Bima Sakti.
Pada gilirannya, tabrakan juga akan menelan semua gas yang terlihat dan tumbuh dalam ukuran hingga 10 kali lipat.
Bukan hanya itu, saat lubang hitam aktif, bakal memancarkan radiasi energi yang tinggi.
Advertisement
Tak Pengaruhi Kehidupan Bumi
Berita baiknya, tabrakan kedua galaksi ini tidak akan memengaruhi kehidupan Bumi. Sementara, hal buruknya adalah tabrakan akan mengirim Tata Surya kita meluncur ke luar angkasa.
"Ada kemungkinan kecil, (Tata Surya) kita mungkin tidak akan bisa melarikan diri tanpa cidera dari tabrakan dua galaksi tersebut. Tata Surya kita bisa terlempar dari Bima Sakti ke luar angkasa," kata pemimpin peneliti dan rekan post doctoral bidang Komputasi Kosmologi di Institut Durham, Marius Cautun.
Sekadar informasi, kedua galaksi yang bejarak 200 ribu tahun cahaya dari Bima Sakti, yakni Awan Magellan Besar dan Kecil ini bisa dilihat dengan mata telanjang di langit pada malam hari.
Hingga penemuan galaksi Elips Sagittarius Dwarf di tahun 1994, kedua galaksi Awan Magellan merupakan galaksi paling dekat dengan Bima Sakti.
Sementara itu, galaksi Canis Major Dwarf baru terlihat di 2003 merupakan galaksi paling dekat dengan Bima Sakti.
Para astronom lama meyakini, Awan Magellan Besar akan mengorbit Bima Sakti selama bermiliar tahun atau melarikan diri dari tarikan gaya gravitasi Tata Surya kita.
(Dam/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â