Liputan6.com, Jakarta - Awal tahun ini, Pimpinan Instagram Adam Mosseri menyebut, jejaring sosialnya ingin berfokus jadi platform yang memimpin dalam hal pencegahan bullying.
Kini, Instagram resmi mengumumkan sebuah fitur bernama Restrict atau pembatasan. Fitur ini sudah diuji coba sejak Juli 2019.
Mengutip laman CNN, Kamis (3/10/2019), ketika kita me-Restrict pengguna lainnya, segala komentar dari pengguna tersebut hanya bisa dilihat oleh mereka. Sementara itu, orang lain tak bisa melihat komentar yang dibatasi.
Advertisement
Baca Juga
Pengguna yang sudah di-Restrict juga tidak bisa melihat apakah orang yang me-Restrict mereka online di direct message.
Tidak hanya itu, pengguna juga bisa memilih untuk membuat komentar dari orang yang di-Restrict muncul untuk orang lain dengan menyetujui komentar mereka.
Sementara itu, Profesor Bidang Media Sosial dan Mobile Marketing di Pace University Randi Priluck mengatakan, "Fakta bahwa Instagram melakukan sesuatu adalah upaya yang lebih baik ketimbang tidak berbuat apapun."
Namun ia mempertanyakan seberapa efektifkah cara membatasi komentar ini.
Alasan utama Instagram mengembangkan fitur Restrict adalah banyaknya pengguna muda Instagram mungkin waspada terhadap pemblokiran, berhenti mengikuti, atau pun melaporkan pelaku intimidasi karena hal ini dianggap bisa memperburuk situasi.
Jika Restrict bekerja seperti yang diinginkan, fitur ini bakal menawarkan perlindungan bagi pengguna, khususnya untuk melindungi diri dari pelaku perundungannya.
Upaya Instagram dan Facebook Setop Bullying
Pada musim panas ini, perusahaan mulai menggulirkan tool yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk memberi notifikasi ke pengguna, ketika ada komentar yang dianggap mengganggu, sebelum komentar tersebut diunggah.
Fitur ini mendapatkan pujian dari sejumlah ahli. Salah satunya Priluck yang menyebut, "filter ini bisa membuat pengguna sadar, komentar yang ingin diunggahnya mungkin mengandung kata tak pantas."
Sementara itu, pada Mei lalu, Instagram bersama dengan orangtua dan remaja untuk lebih banyak belajar mengenai berbagai macam rupa bullying di platform-nya.
Secara umum, Instagram dan perusahaan induknya, Facebook telah menguji coba berbagai cara untuk membuat jejaring sosial itu lebih baik.
Salah satu caranya, kini Facebook dan Instagram tengah menguji coba untuk menghilangkan tanda like untuk mengurangi tekanan dan perbandingan dengan orang lain.
Advertisement
Komitmen Instagram
Sekadar informasi, pada Juli lalu, fitur Restrict diuji coba. Menurut Pimpinan Instagram Adam Mosseri, hal ini merupakan bagian dari komitmen Instagram melawan bullying.
"Instagram berkomitmen untuk memimpin industri ini dalam melawan perundungan online, dan mempertimbangkan kembali pengalaman yang ada di Instagram secara keseluruhan guna mencapai komitmen tersebut," jelas Pimpinan Instagram, Adam Mosseri, dalam keterangan resminya, Selasa (9/7/2019).
Mosseri menegaskan, Instagram bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan aman di layanannya. Hal ini telah menjadi prioritas penting bagi layanan berbagi foto dan video tersebut.
"Instagram juga terus melakukan upaya dan investasi agar dapat lebih memahami dan mengatasi masalah ini dengan lebih baik. Instagram berharap dapat terus membagikan berbagai pembaruan fitur lainnya dalam waktu dekat," ungkapnya.
(Tin/Isk)