Liputan6.com, Jakarta - Pernahkan Anda menemukan iklan mengenai sebuah topik di platform media sosial Instagram atau Facebook, usai Anda melakukan penelusuran tentang topik serupa di Google?
Hal ini seringkali membuat pengguna Google jadi curiga bahwa mereka telah "dimata-matai" kerena penelusuran yang dilakukan melalui Google Search.
Advertisement
Baca Juga
Google Search Liaison, Danny Sullivan, menjelaskan mengenai hal tersebut dalam acara temu media virtual, Rabu (9/9/2021). Menurutnya, itu bukan berarti Google Search menyadap pengguna.
"Jelas itu bukan karena kami mendengarkan Anda. Tidak ada satu pun yang menyadap dan membuat hal semacam itu. Saya janji," kata Danny Sullivan.
Sullivan pun mengakui bahwa hal ini juga seringkali dipertanyakan oleh keluarganya sehingga dia harus memberikan penjelasan kepada mereka. Bahkan tak jarang, Sullivan juga mengalaminya sendiri.
Sullivan mengatakan, apabila Anda menelusuri sesuatu lalu masuk ke situs yang bukan berasal dari "ad" atau iklan, website tersebut tidak tahu apa yang dicari di Google.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masuk ke Situs di Jaringan Iklan
Namun menurutnya, hal itu berbeda apabila pengguna masuk ke sebuah situs lewat iklan Google yang biasanya tercantum di laman pencarian teratas.
"Jika Anda pergi ke website dari ad, maka pengiklan, karena mereka membayar untuk iklan, bisa memahami kata-kata dan di mana Anda, karena Anda pergi ke laman yang sangat spesifik," ujarnya.
Menurutnya, pengiklan terkadang bisa menggunakan hal itu untuk melakukan retargeting atau remarketing.
Dia mencontohkan, pengguna mungkin saja pergi ke sebuah situs dari ad untuk mencari pemanggang barbeque yang merupakan bagian dari jaringan iklan Google.
"Lalu jaringan iklan mengerti Anda tertarik dengan pemanggang barbeque, jadi ketika Anda pergi ke website lain yang merupakan bagian dari jaringan iklan, itu mungkin menunjukkan Anda lebih banyak tentang pemanggang," katanya.
Namun hal semacam itu menurutnya juga bisa terjadi jika pengguna tidak melakukan penelusuran di Google Search sama sekali dan langsung menuju ke situs tersebut.
Advertisement
Google Search Tak Serahkan Riwayat Pencarian
Sullivan mengatakan, apabila kejadian semacam itu muncul seperti di Instagram dan Facebook, dirinya tidak mengerti, mengingat ia tidak bekerja di platform tersebut.
"Jadi saya tidak mengerti bagaimana itu bekerja untuk Instagram," katanya.
Walau begitu, mungkin saja hal tersebut terjadi ketika pengguna membuka media sosial lalu mengakses sebuah website. Menurut Sullivan, bisa jadi ada informasi menghubungkannya dengan informasi di situs sebelumnya, ke jaringan iklan
Sullivan menegaskan dirinya tidak bekerja di bagian iklan Google dan menurutnya, penjelasannya adalah pengetahuan yang mendasar.
"Tapi saya menegaskan itu bukan karena Google Search memberikan profil Anda sekalipun membuka (situs) bukan iklan atau semacamnya ke pengiklan," katanya.
Selain itu, Sullivan berkata, pengiklan di Google juga tidak akan memberikan riwayat pencarian pengguna kepada siapa pun.
Menurutnya, jika pengguna mengklik iklan yang spesifik, pengiklan akan mengerti hal spesifik tersebut karena si pengguna berinteraksi dengan iklan mereka dengan cara masuk ke sebuah website.
Infografis Pro-Kontra Larangan Iklan Rokok di Internet
Advertisement