Badan Pengelola Sawit Peroleh Pungutan Rp 750 Miliar

Penerapan kebijakan pungutan dapat mendorong hilirisasi kelapa sawit dalam negeri.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 18 Agu 2015, 14:19 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2015, 14:19 WIB
Kelapa Sawit
(FOTO:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Layanan Umum (BLU) CPO fund atau pengelola dana pungutan perkebunan kelapa sawit mengungkapkan telah mendapatkan pungutan sebanyak Rp 750 miliar hingga hari ini. Pungutan tersebut berlangsung dari 16 Juli 2015 sampai 17 Agustus 2015.

Direktur Utama BLU CPO fund Bayu Krisnamurthi menyampaikan hal itu saat berada di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian."Dalam sebulan terakhir dari 16 Juli -17 Agustus 2015 Rp 750 miliar dari pungutan sawit," kata dia di Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Dia menerangkan penerapan kebijakan pungutan tersebut mendorong hilirisasi industri kelapa sawit dalam negeri. Dengan hilirasi akan mengurangi penerimaan tersebut.  Bayu mengatakan akan melakukan perhitungan ulang atas target penerimaan pungutan.

"Itu yang harus dihitung ulang sebuah respons yang normal dari dunia usaha kalau ekspor CPO maka harus bayar US$ 50 kalau RBD akan bayar US$ 30. Kondisi kebijakan itu direspons dengan mengekspor olahan. Dari industrialiasi positif karena lebih hilir, nilai tambah kita tangkap. Tidak lagi sekadar menghasilkan hanya bahan baku," jelas Bayu.

Sejauh ini, dia menuturkan penarikan tersebut masih sejalan dengan perhitungan awal BLU CPO Fund. Namun, menurut dia yang patut diwaspadai ialah kenaikan harga minyak kelapa sawit sementara harga patokan Mean of Platts of Singapore (MOPS) turun.

"Ada suatu yang kita cermati harga minyak kelapa sawit karena mempengaruhi MOPS. Program ini sendiri akan buat sawit tidak turun, mudah-mudahan bisa naik. Kalau sawit naik MOPS turun selisihnya lebar maka dana yang dibayarkan semakin terbuka," tutur Bayu.

Bayu mengatakan, dengan kondisi sekarang dana yang ditanggung untuk untuk menutup kesenjangan harga biodiesel ialah Rp 2.600 per liter.

"Per liter yang dibayarkan konsumen, tiap hari berbeda. Ada faktor minyak kelapa sawit atau biodiesel dan kurs. Tiga faktor terus berubah kira-kira per minggu Rp 2.600 per liter itu selisih harga yang dibayar dana sawit agar bisa konsumen kita atau mengkonsumsi B15," ujar Bayu. (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya