Liputan6.com, Jakarta Harga minyak AS naik pada hari Jumat untuk pertama kalinya dalam seminggu karena dolar jatuh dan investor hati-hati membeli beberapa aset berisiko seiring dengan kecemasan yang naik akan referendum Inggris.
Tapi minyak mentah berjangka masih membukukan kerugian mingguan setelah penurunan harian Senin sampai Kamis.
Minyak mentah berjangka Brent naik US$ 2,05, atau 4,3 persen untuk menetap pada US$ 49,25 per barel, setelah merosot 3,6 persen pada sesi sebelumnya.
Advertisement
Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate menetap 3,8 persen lebih tinggi, atau US$ 1,77, pada US$ 47,98. Kontrak turun 3,8 persen pada sesi sebelumnya. Untuk minggu ini, WTI menetap sekitar 2 persen lebih rendah.
Perusahaan jasa minyak Baker Hughes melaporkan hitungan sumur mingguan naik 9 untuk total 337. Pada saat ini di tahun lalu, pengebor mengoperasikan 631 sumur di ladang minyak AS.
Ini adalah kenaikan mingguan ketiga berturut-turut dalam hitungan sumur.
Dolar jatuh 0,5 persen, mundur dari kenaikan dua pekan pada hari Kamis, yang telah membebani dolar pada minyak dari pemegang euro dan mata uang lainnya.
Beberapa analis memperingatkan bahwa dengan masa depan Inggris di Uni Eropa masih belum diketahui sampai Kamis depan, minyak bisa berada di bawah tekanan lagi.
"Setidaknya sampai Kamis depan, sebelum orang-orang mulai melihat driver yang lebih mendasar minyak/komoditas lagi," kata ekonom senior bidang energi ABN Amro Hans van Cleef dilansir dari CNBC, Sabtu (18/6/2016).