Liputan6.com, Singapura - Penyebaran virus Zika yang meningkat di Singapura membuat masyarakat di negara tersebut resah. Setidaknya 41 kasus telah terdeteksi selama seminggu terakhir. Kementerian Kesehatan Singapura juga telah mengkonfirmasi 15 kasus tambahan. Sehingga total ada 56 kasus Zika yang terjadi.
Melansir laman Asia.nikkei.com, Kamis (1/9/2016), penyebaran virus Zika yang cepat tersebut dikhawatirkan bisa berdampak pada perekonomian Singapura. Kepala Ekonom IHS Markit Rajiv Biswas mengatakan bahwa wabah Zika dapat berisiko terhadap menurunnya perekonomian.
"Ekonomi Singapura sudah terpapar beberapa tantangan, seperti efek perlambatan ekonomi China dan penurunan harga minyak. Transmisi virus Zika dapat membuat tantangan yang lebih besar," ungkapnya.
Advertisement
Baca Juga
Ekonom CIMB Private Banking Song Seng-wun juga mengatakan, virus Zika yang menyebar memiliki risikonya tersendiri. Ia menilai sektor pariwisata Singapura akan mendapat dampak yang besar.
"Jika penyebaran virus Zika semakin serius, maka industri pariwisata akan menerima dampak yang besar. Apalagi bulan September merupakan bulan yang penting karena akan ada kejuaraan Formula One," tuturnya.
Namun, Song Seng-wun optimistis hal ini tidak akan memberikan pengaruh lebih lanjut. Ia menuturkan bahwa dampaknya akan terlihat apabila kepercayaan diri masyarakat akan hal ini menurun.
Merebaknya virus Zika di Singapura membuat tiga negara sudah mengeluarkan travel warning alias peringatan untuk tidak bepergian bagi warganya yang hendak ke Singapura. Ketiga negara tersebut adalah Australia, Taiwan, dan Korea Selatan.
Pemerintah Singapura juga meningkatkan upaya perlindungan dengan thermal scanner di bandara dan pos pemeriksaan perbatasan. Sejauh ini Kementerian Pariwisata Singapura menegaskan efek dari virus Zika di Singapura masih aman. (Vna/Ndw)