4 Pelajaran Keuangan dari Penulis Novel Harry Potter

Siapa yang tidak kenal J.K Rowling? Kesuksesannya sebagai salah satu penulis tersukses di dunia tidak diraih dalam sekejap.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 22 Okt 2016, 19:41 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2016, 19:41 WIB
JK Rowling
JK Rowling, (Telegraph)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tidak kenal J.K Rowling? Kesuksesannya sebagai salah satu penulis tersukses di dunia tidak diraih dalam sekejap. Karena perceraian, Rowling pernah hidup dengan mengandalkan bantuan pemerintah.

Ditambah lagi saat itu dia harus membesarkan anaknya yang masih bayi. Sampai akhirnya novel Harry Potter seri pertama bisa rilis, Rowling masih bertahan hidup dalam kemiskinan.

Ketika Harry Potter sangat digandrungi di seluruh dunia, Rowling pun menjadi novelis miliarder pertama di dunia dengan kekayaan hingga US$ 15 miliar. Meskipun seri terakhir Harry Potter dirilis 2007, Rowling tetap menghasilkan US$ 14 juta per tahun dari royalti, situs Pottermore, dan bukunya yang lain.

Dalam konteks kesuksesan, J.K Rowling merupakan bukti nyata jika tekad dan kerja keras memang mantra efektif. Lantas, pelajaran finansial apa saja yang bisa dipetik dari suksesnya J.K. Rowling?

Simak ulasannya seperti dikutip dari CekAja.com pada Sabtu (22/10/2016)

Bersiap untuk yang terburuk

Rowling benar-benar penulis berbakat karena tiga seri Harry Potter karyanya bertengger sebagai best seller di Inggris dan Amerika. Masing-masing serinya memecahkan rekor sebagai penjualan buku sepanjang masa.

Saat merilis buku ketujuh atau seri terakhir Harry Potter, dia kembali memecahkan rekor sebagai buku dengan penjualan tercepat di Inggris dan Amerika, dengan total penjualan sebanyak 375 juta kopi di seluruh dunia.

Meski demikian, Rowling tidak serta merta berpuas diri. “Bakat dan kecerdasan belum tentu menjamin masa depan seseorang,” katanya saat memperoleh gelar kehormatan dari Harvard tahun 2008, sambil menanggung nasib pernikahannya yang seumur jagung, pengangguran, dan kegagalan hidup lainnya yang tidak mungkin dihindari.

Pelajaran: Untuk mengantisipasi hal buruk terjadi dalam hidup, Anda harus punya "payung" berupa dana darurat maupun asuransi. Memiliki dana darurat bisa menyelematkan hidup Anda saat tiba-tiba kehilangan pekerjaan.

Asuransi jiwa mencegah krisis finansial yang harus dialami keluarga jika kehilangan Anda sebagai pencari nafkah. Memilikinya lebih awal membuat biaya premi makin murah dibandingkan harus menanggung risiko di masa depan. (Baca juga: Kenapa Finansialmu Lebih Aman Jika Miliki Dana Darurat?)

Bawa uang tunai

Membayar dengan uang tunai lebih sering

Dalam sebuah wawancara tahun 2015, Rowling mengaku, “Aku benci jika tidak mengantongi uang tunai. Dengan uang tunai justru aku bisa lebih berhemat.”

Pengalaman Rowling ini ternyata memang cara ampuh untuk berhemat. Uang tunai adalah salah satu metode untuk berbelanja sesuai kebutuhan dan anggaran.

Apalagi jika Anda tipe yang bergantung pada kartu kredit dan sering menunda pembayaran. Akibatnya Anda harus membayar bunga yang tidak murah.

Pelajaran: Punya kartu kredit memang menguntungkan karena banyak diskon atau cashback. Tapi penggunaannya tetap harus sesuai kebutuhan.

Kalau Anda tipe yang boros, tinggalkan kartu kredit Anda dan mulailah membawa uang tunai secukupnya. (Baca juga: Tips Memanfaatkan Kartu Kredit Agar Tidak Boros)

Meminta bantuan profesional

Kepala sekolah Hogwarts, Albus Dumbledore, sering memberikan nasihat pada trio Harry, Ron, dan Hermione. Dalam seri pertama Harry Potter, Harry Potter dan batu bertuah, dia berkata, “Manusia punya kecenderungan memilih keputusan yang paling buruk untuk mereka.”

Sepanjang novel Harry Potter, Rowling selalu menyiratkan bahwa ketiga trio tersebut butuh bantuan orang yang lebih berpengalaman demi menyelesaikan permasalahan mereka.

Pelajaran: Jika Anda tidak punya waktu untuk mengurusi urusan finansial pribadi atau ingin mengembangkan kekayaan, Anda jelas butuh bantuan profesional. Dengan bantuan ahli keuangan, kemungkinan Anda memilih keputusan yang salah bisa dikurangi

Menabung untuk pensiun

Menabung untuk pensiun

Dalam wawancara tahun 2015, Rowling berujar, “Aku pernah bertemu dengan seorang pria bertahun-tahun yang lalu. Dia besarkan dalam keluarga kaya. Tapi dia berkata padaku, ‘Kau tahu, uang bukanlah segalanya.’ Aku merasa kata-katanya ini benar. Saat Anda tidak punya uang, uang menjadi penting. Tapi kalimat tersebut bisa dikatakan oleh seseorang yang keuangannya telah aman.”

Sederhananya, Anda harus mulai menabung untuk pensiun kalau ingin finansial di masa tua aman. Simpanan pensiun sering dianggap remeh anak muda. Padahal, semakin dini menabung, semakin banyak uang pensiun nantinya.

Pelajaran: Hampir setiap bank punya produk tabungan untuk pensiun. Dengan hanya Rp 50.000 per bulan, Anda telah membuat langkah untuk mengamankan masa pensiun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya