Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan jaringan pipa gas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) di wilayah Banyuurip, Surabaya, membawa berkah bagi para perajin lontong. Kawasan ini memang dikenal sebagai sentra pembuatan lontong, sehingga akrab disebut denga nama Kampung Lontong.
Sales Area Head PGN Area Surabaya-Gresik, Misbachur Munir mengatakan, sebelumnya para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut menggunakan liquid petroleum gas (LPG). Namun sejak 2014 mulai beralih menggunakan gas bumi lewat PGN.
"Untuk UMKM kami suplai untuk Kampung Lontong di daerah Banyuurip. Kampung pembuat lontong ini menggunakan gas bumi dari sebelumnya yang menggunakan LPG, kemudian beralih ke gas kita pasang di sana. Mulai beralih sejak 2014," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (30/11/2016).
Advertisement
Baca Juga
Misbachur mengungkapkan, sejak beralih menggunakan gas PGN, banyak manfaat yang diterima oleh para pembuat lontong tersebut. Salah satunya adalah biaya yang lebih murah ketimbang menggunakan LPG.
"Sangat senang sekali mereka karena dari sisi efisiensi lebih murah dibandingkan dengan LPG otomatis, saving-nya lebih banyak," kata dia.
Selain itu, menggunaan gas LPG juga nilai jauh lebih aman. Sementara untuk pasokan, PGN juga menjamin gas yang digunakan oleh para pelanggannya dipasok selama 24 jam nonstop. Hal ini membuat para UMKM tersebut lebih leluasa dalam berproduksi.
"Kemudian lebih aman. Juga kontinuitas suplai gasnya lebih terjamin. Karena gasnya kan sama seperti air PDAM, kalau mau pakai tinggal buka saja, tidak repot," ungkap dia.
Saat ini tercatat ada sekitar 28 perajin lontong di Kampung Lontong yang memanfaatkan gas PGN. Ke depannya, perusahaan pelat merah tersebut akan terus menambah jumlah UMKM yang bisa merasakan manfaat dari aliran gas ini.
"Saat ini ada 28 pengusaha pembuat lontong. Sepanjang ada di jalur pipa yang sudah ada pasti kita dukung ke arah sana," tandas dia. (Dny/Gdn)