Pendapatan Negara Rp 1.551,8 Triliun, Defisit APBN-P 2016 Aman

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Jan 2017, 15:45 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 15:45 WIB

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sementara. Dari keseluruhan, pencapaian pendapatan negara ‎Rp 1.551,8 triliun, realisasi belanja negara Rp 1.859,5 triliun, sehingga defisit anggarannya Rp 307,7 triliun atau 2,46 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sri Mulyani menyebut, capaian pendapatan negara Rp 1.551,8 triliun hanya sebesar 86,9 persen terhadap target APBN-P di 2016 sebesar Rp ‎1.786,2 triliun. Terdiri dari pendapatan dalam negeri yang mencapai 1.546 triliun atau 86,6 persen dari target Rp 1.784,2 triliun dan penerimaan hibah Rp 5,8 triliun atau 295,2 persen dari target Rp 2 triliun.

Dari penerimaan perpajakan, kata dia, realisasinya 83,4 persen menjadi Rp 1.283,6 triliun. Sementara targetnya di tahun ini Rp 1.539,2 triliun. Rinciannya penerimaan dari pajak 81,5 persen atau Rp 1.104,9 triliun ‎dari target Rp 1.355,2 triliun, serta penerimaan dari bea cukai Rp 178,7 triliun atau 97,2 persen dari patokan Rp 184 triliun.

‎"Penerimaan pajak tumbuh 4,2 persen, tapi masih lebih rendah Rp 33 triliun dari outlook sebelumnya sebesar Rp 218 triliun. Tax amnesty menyumbang Rp 107 triliun," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Selasa (3/1/2016).

Sementara untuk pos belanja negara yang terealisasi Rp 1.859,5 triliun atau 89,3 persen dari target yang telah ditetapkan di APBN-P 2016 sebesar Rp 2.082,9 triliun. Di breakdown lebih rinci, penyerapan belanja pemerintah pusat terealisasi Rp 1.148,5 triliun atau 87,9 persen dari target Rp 1.306,7 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa Rp 710,9 triliun atau 91,5 persen dari target Rp 776,3 triliun.

Dari realisasi belanja pemerintah pusat, penyerapan belanja Kementerian/Lembaga 88,3 persen menjadi Rp 677,6 triliun dari target Rp 787,8 triliun dan belanja non Kementerian/Lembaga Rp 471 triliun atau 87,4 persen dari target Rp 538,9 triliun.

Sementara pada pos transfer ke daerah, pencapaiannya 91,9 persen Rp 664,2 triliun atau lebih rendah dari target APBN-P 2016 sebesar Rp 729,3 triliun, sedangkan dana desa dari target Rp 47 triliun dan realisasinya 99,4 persen menjadi Rp 46,7 persen.

Dengan demikian, realisasi keseimbangan primer defisit Rp 124,9 triliun atau 118,4 persen dari target Rp 105,5 ‎triliun. Sedangkan pencapaian defisit fiskal di APBN-P 2016 sebesar Rp 307,7 triliun atau 2,46 persen terhadap PDB. Realisasinya melebar dari target 2,35 persen dari PDB atau Rp 296,7 triliun.

"Defisit APBN terjaga pada tingkat yang aman karena di outlook setelah penghematan, defisit diperkirakan 2,5 persen terhadap PDB atau Rp 315,7 triliun," ujar Sri Mulyani.

Untuk realisasi pembiayaan defisit anggaran mencapai 111,3 persen menjadi Rp 320,3 triliun dari target Rp 296,7 triliun. Pembiayaan dari dalam negeri realisasinya Rp 344,9 triliun atau 115,3 persen dari target Rp 299,3 triliun. ‎Sementara realisasi pembiayaan luar negeri minus Rp 14,6 triliun, sehingga ada SiLPA Rp 22,7 triliun.

"Di tengah ketidakpastian perekonomian dunia, kami bisa mengelola APBN 2016 dengan baik untuk fokus menjalankan ‎APBN sebagai instrumen yang penting, kredibel, efektif, efisien, dan berkelanjutan," tandas Sri Mulyani.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya