Trump Tarik Ucapan China Bukan Negara Curang, Ini Reaksi Menkeu

Presiden AS Donald Trump menyatakan kalau dolar AS terlalu menguat berdampak terhadap pergerakan mata uang itu.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Apr 2017, 22:42 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2017, 22:42 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald J. Trump terhadap China berubah negara tersebut tidak memanipulasi mata uang usai bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping. Perubahan tersebut justru melemahkan mata uang dolar AS.

Merespons sikap dan pernyataan Trump tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan pasar akan terus bereaksi terhadap arah kebijakan maupun pernyataan, dan sikap Trump.

"Presiden AS masih dalam memformulasikan kebijakannya. Jadi pasar akan terus bereaksi terhadap arah yang disampaikan," kata dia saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis malam (13/4/2017).

Untuk diketahui, pernyataan Donald Trump tersebut telah menekan mata uang dolar AS. Dolar AS melemah pada Rabu waktu New York. Dolar AS turun 0,7 persen. Indeks dolar AS turun 0,6 persen ke level 100,07. Imbal hasil surat berharga AS turun menjadi 2,23 persen.

Pada kampanye presiden 2016 lalu, Trump sering kali menyalahkan China karena melemahkan mata uang yuan. Ini membuat barang China lebih murah di dunia.

Trump pun memberikan label China sebagai "manipulator mata uang" pada awal menjadi Presiden AS. Meski itu tidak terjadi namun Donald Trump terus berbicara keras soal China. Pada awal April, ia menyebut China sebagai "juara dunia" devaluasi mata uang. Namun sekarang Trump mengatakan sesuatu sangat berbeda. "Mereka bukan manipulator uang," ujar dia.

 

 

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya