Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Rabu karena pelemahan dolar AS. Kenaikan harga emas ini melanjutkan penguatan yang terjadi pada perdagangan sebelumnya.
Pendorong pelemahan dolar AS adalah adanya serangan Cyber global dan juga penundaan pengesahan Undang-Undang Kesehatan AS yang memicu keraguan mengenai kemampuan Presiden Donald Trump untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Mengutip Reuters, Kamis (29/6/2017), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen ke level US$ 1.249,20 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka berakhir naik 0,2 persen ke level US$ 1.249,10 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
Dolar AS melemah ke level terendah sejak November sementara nilai tukar euro mencapai level tertinggi salam satu tahun ini setelah Presiden Bank Sentral Eropa Maria Draghi pada Selasa kemarin mengisyaratkan akan memangkas stimulus pada tahun ini.
Pelemahan dolar AS ini membuat harga emas menjadi lebih murah bagi mereka yang melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang di luar dolar AS. Permintaan pun meningkat sehingga mendorong kenaikan harga emas.
"Untuk sisa tahun ini, kami perkirakan harga emas akan turun secara perlahan tetapi jika dolar AS melemah maka akan menjadi dorongan bagi emas," jelas analis ABN Amro Georgette Boele.
Ia melanjutkan, dalam hitungan jangka panjang, harga emas akan berada di kisaran US$ 1.300 per punce untuk tahun 2017 dan naik menjadi US$ 1.400 per ounce di tahun berikutnya atau di 2018.
Kekuatan dolar AS bakal lebih perkasa juga setelah adanya perkiraan bahwa dana-dana dari pasar modal akan keluar dari bursa saham dan masuk ke emas.
Hal tersebut dipicu oleh pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen yang menyatakan bahwa kenaikan industri pasar modal sudah terlalu tinggi dan berada di atas harga yang sesungguhnya.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: