Mimpi Jadi Produsen Kopi Kedua di Dunia, RI Berguru ke Vietnam

Saat ini, Indonesia berada pada posisi keempat sebagai produsen kopi di dunia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Jul 2017, 18:57 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2017, 18:57 WIB
Kopi Bengkulu
Diolah dengan baik di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut membuat kopi Bengkulu masuk dalam jajaran kopi elit Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyatakan Kementerian Pertanian (Kementan) akan belajar dari Vietnam untuk meningkatkan produksi kopi di dalam negeri. Upaya ini dilakukan untuk menggapai mimpi menjadi produsen kopi nomor 2 di dunia, mengalahkan Kolombia.

"Kita sekarang berada pada urutan ke-4, setelah Brasil, Kolombia, dan Vietnam. Mimpi kita bisa menjadi nomor 2," ujar Amran saat Rapat Kerja RAPBN-P 2017 dengan Komisi IV di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/7/2017).

Ia mengatakan, Kementan fokus penggunaan anggaran negara untuk penyaluran benih, bibit untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai produsen rempah-rempah sejagad.

"Kita sudah minta Kepala Dinas se-Indonesia untuk mengajukan proposal berdasarkan keunggulan komparatif di masing-masing daerah, termasuk untuk kopi," dia menjelaskan.

Saat ini produksi kopi di dalam negeri mencapai 0,6 ton per hektare (ha) per tahun. Target Indonesia, produksi ini meningkat 1 ton per ha per tahun. "Kita bisa jadi ke-2 di dunia kalau bisa meningkatkan produksi 1 ton per tahun karena luasan lahan pertanian cukup 1,2 juta ha," jelas dia.

Dalam upaya meningkatkan produktivitas tersebut, Indonesia akan berguru pada Vietnam. "Saya baru kunjungan ke Kolombia, sudah bertemu dengan Menteri Pertanian Vietnam, mereka berjanji untuk menerima delegasi kita untuk belajar karena produksi mereka 2,5 ton per ha," paparnya.

Selain kopi, Amran juga menargetkan akan mendorong produksi rempah-rempah lain, seperti lada, cengkih, dan kakao. "Lada itu permintaannya luar biasa. Sedangkan kakao, industrinya sudah cukup di dalam negeri, tapi bahan baku kurang. Ini akan kita dorong mengembangkan di daerah sentra," pungkasnya.

Tonton video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya