Pajak Bikin RI Batal Garap Ladang Minyak di Rusia

Pajak membuat harga minyak tidak sesuai keekonomian.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Agu 2017, 20:46 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2017, 20:46 WIB
Ilustrasi kilang minyak
Ilustrasi kilang minyak

Liputan6.com, Jakarta Hasrat PT Pertamina (Persero) untuk menggarap ladang minyak dan gas (migas) di Rusia tak mudah. Masalah pajak menjadi kendala.

Direktur ‎Hulu PT Pertamina Syamsu Alam mengatakan, Pertamina terbentur masalah untuk merealisasikan keinginan mengelola ladang migas di Rusia. Masalah tersebut berupa pengenaan pajak yang besar. "Rusia kelihatannya kita kesulitan di area tax," kata dia di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (16/8/2017).

Dia menuturkan, pajak membuat harga minyak tidak sesuai keekonomian. Sebab pengenaan pajak tak hanya berlaku pada minyak hasil produksi yang akan dibawa ke Indonesia oleh Rusia, ini juga berlaku sebaliknya pada produksi dari Rusia yang masuk ke Indoneia. 

"Tax yang untuk kita bawa,  di sana kita juga dapat tax juga di sini. Jadi keekonomian kita enggak bisa masuk karena value-nya kita harus tambahkan," papar Syamsu.

Meski demikian, ‎Syamsu mengungkapkan, Pertamina sudah membicarakan permasalahan tersebut dengan perusahaan migas nasional Rusia Rosneft. Di sisi lain, dua ladang migas yang ingin dikelola Pertamina yaitu‎ North Cahivo di Pulau Shakalind dan  Russkoye sudah ditawarkan ke pihak lain.

Perusahaan energi plat merah tersebut pun akhirnya pasrah melepas keinginannya. "Lapangan itu ya sudah diambil sama orang lain. Mungkin kita cari yang lainnya saja," tutup Syamsu.

Tonton video menarik berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya